"Sindiran Pemuda Langit" Dari Rohingya, Untuk Kita Yang Belum Membahagiakan Sang Ibunda
Ini foto yang ke sekian yang menunjukkan kemuliaan para pemuda Rohingya. Foto yang tergolong "langka" dlm dunia yg semakin ...
https://jalanpertengahan.blogspot.com/2017/12/sindiran-pemuda-langit-dari-rohingya.html
Ini
foto yang ke sekian yang menunjukkan kemuliaan para pemuda Rohingya. Foto yang
tergolong "langka" dlm dunia yg semakin materialis dan individualis.
Tidaklah
kemuliaan pemuda ini melainkan karena ia paham agamanya, dan terjaga fitrahnya
dari dunia yang menipu pandangan mata dan tujuan hidup.
Melihat
foto ini, seolah ia sedang "menyindir" kita dengan kalimat:
"Hey kalian, Aku sedang menderita. Aku harus
lari dari tanah airku. Aku tidak punya Smartphone seperti kalian yang melihat
fotoku ini. Aku miskin. Tapi Aku tetap mengabdi pada Ibuku. Lalu apa alasan
kalian tidak mengabdi pada Ibumu, sementara kalian punya segalanya?".
Itulah
makna yang terbaca tersirat oleh mata ini saat pagi ini memandang foto ini. Sepertinya,
dibalik kezaliman yang menimpa mereka dari Budhis dan Militer Myanmar dukungan
Komunis China, Allah ingin memperlihatkan kepada kita perihal kemuliaan mereka,
para pemuda Rohingya itu.
Jika
kita membandingkan pemuda Rohingya ini dengan kisah Uwais Al Qarni di zaman
Rasulullah Saw yang terkenal di kalangan penduduk langit, kita tentu tidak
perlu ragu bahwa para pemuda Rohingya itu adalah "jelmaan" Uwais Al
Qarni akhir zaman.
Sungguh,
Saya tidak ragu bahwa pemuda Rohingya seperti itu sangatlah terkenal di
kalangan penduduk langit. Sebab, Uwais Al Qarni adalah sejarah yang pasti akan
terus berulang di setiap fase dan zaman.
Pengabdian
pada Sang Ibunda tidak lah dilakukan oleh setiap orang, namun yang pasti, orang
mulia pasti melakukannya, mengabdi pada Sang Ibunda.
Untuk
mu para istri, pahamilah bahwa Syurga seorang anak itu ada di bawah "telapak"
kaki Ibu. Bantulah suamimu untuk mengabdi ibunya, agar anda menjadi
perempuan-perempuan yang juga mulia di hadapan penduduk langit.
Jika
Anda menyulitkan suamimu mengabdi pada Ibunya, maka bagaimana kalau kelak Anak
lelaki Anda akan dipersulit istrinya untuk mengabdi kepada Anda?
Untuk
kita para suami, para anak muda, dan siapa saja yang ibunya masih hidup,
marilah kita berjuang raih syurga dengan menjadi anak yang berbakti pada Sang
Ibunda, semoga kita tidak menjadi anak durhaka yang jika masih menganggap
urusan kantor lebih penting dari sang Ibunda.
Untuk
mu para atasan, motivasilah bawahanmu agar ia mengabdi pada Ibunya. Tak ada
urusan apapun yang lebih penting bagi kita selain mengabdi pada Sang Ibu.
Pemuda
Rohingya telah mengajarkan kita, mereka tetap setia mengabdi pada Sang Ibunda
dalam kondisi kenestapaan yang mendera mereka.
Mereka
telah menempuh jalan agung Uwais Al Qarni.
Oh,
tidakkah kita cemburu kepada Pemuda Rohingya itu, Saudaraku???
Teuku
Zulkhairi
Seorang lelaki yang masih lalai dalam totalitas pengabdiannya pada Sang Ibunda.
Seorang lelaki yang masih lalai dalam totalitas pengabdiannya pada Sang Ibunda.