Aceh Butuh Pemimpin Setegas Waled Husaini

Penulis, Teuku Zulkhairi (kanan) dan Wakil Bupati Aceh Besar, Waled Husaini A Wahab, setelah pengajian KWPSI, di Banda Aceh, Rabu (12/9/20...

Penulis, Teuku Zulkhairi (kanan) dan Wakil Bupati Aceh Besar, Waled Husaini A Wahab, setelah pengajian KWPSI, di Banda Aceh, Rabu (12/9/2018) malam. 

Oleh Teuku Zulkhairi
Masyarakat Aceh umumnya sangat mencintai agamanya, Islam. Ini karena Islam telah mendarah daging dalam diri mereka. Mereka mewarisi semangat kecintaan kepada Islam dari para endatunya. Kisah kejayaan Islam di Aceh di masa lalu telah menjadi suatu ingatan sejarah yang tidak mungkin dilupakan. Maka ada semboyan, Aceh dan Islam lage zat ngoen sifeut. Sesuatu uang tidak bisa dipisahkan.
Dan kejayaan masa lalu terwujud antara lain karena faktor ketegasan pemimpinan dalam membela dan memperjuangkan Islam sehingga menjadi jalan hidup masyarakatnya. Harus diakui, itulah yang kini dirindukan masyarakat Aceh. Sebab, orang Aceh paham bahwa kejayaan Aceh masa lalu terwujud karena faktor kecintaan para pemimpinnya kepada Islam.
Saya memperhatikan, Tgk. H. Husaini A. Wahab yang akrab disapa Waled Husaini memiliki sejumlah kriteria pemimpin yang tegas. Setelah terpilih sebagai wakil Bupati Aceh Besar, dalam beberapa isu, beliau telah membuktikan ketegasannya merespons sejumlah kebijakan yang dinilai “merendahkan” Syari’at Islam.
Beberapa video statemen tegas beliau membela Syari’at Islam menyebar dengan cepat di media sosial seperti Facebook dan Whatsapp. Misalnya video ketika beliau berbicara isu HAM beberapa waktu lalu. Dengan bahasa Aceh yang kental, Waled Husaini mengatakan: “Hana perle HAM gop hino, tanyo di Aceh Besar na aturan Syariat Islam droe teuh".
Sempurna. Secara cepat menjadi viral. Dan nama Waled Husani pun kian mengharum. Masyarakat banyak membicarakan beliau. Saya mampir di sebuah toko kelontongan, dan mendengar pembicaraan penjual disitu membicarakan kesukaannya pada sikap wakil Bupati Aceh Besar, yaitu Waled Husaini. Orang-orang Aceh mencintai apa yang ada dalam diri mereka. Bukan sesuatu yang diimpor dari luar. Mereka paham sejarah masa lalu bangsanya. Dengan apa mereka dulu pernah berjaya.
Waled Husaini yang juga pimpinan Dayah ini dengan jabatannya juga menyeru masyarakat Aceh besar untuk menghentikan kegiatan saat Adzan saat berkumandang. Sempurna, masyarakat sangat menyukai itu. Itulah yang ditunggu. Dalam beberapa kesempatan diskusi dengan beliau, saya juga menyimak tekad beliau untuk memberantas Narkoba di Aceh. Dan beliau nampak tidak main-main untuk misi ini. Begitu juga tekad beliau untuk mencegah illegal logging. Beliau khawatir jika suatu saat kelak generasi kita mengalami bencana berat akibat kesalahan yang kita biarkan dilakukan hari ini.
Malam ini, Rabu 12 September 2018, Waled Husaini mengisi pengajian rutin yang diselenggarakan Kaukus Wartawan Peduli Syari’at Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak Lingke. Sebenarnya, menurut cerita Sekjend KWPSI, Muhammad Saman, sudah beberapa kali pihaknya ingin menghadirkan Waled Husaini dalam pengajian ini. Dan baru kali ini Waled Husaini sempat menghadirinya.
Luar biasa. Jamaah pengajian tumpah ruah. Mereka yang berasal dari berbagai komunitas dan latar belakang ini menyimak dengan seksama setiap untaian kalimat-kalimat tegas Waled Husaini.
Di awal pengajian, Waled Husaini mengatakan, alasan kenapa Aceh dulu jaya dan makmur. Menurut beliau, hal itu terwujud karena saat itu pemimpin berpegang kepada hukum Allah. Peduli pada agama Allah maka Allah akan peduli kita.
Hari ini bagaimana agar kita kembali jaya? Jawabannya menurut Waled adalah dengan kembali sepenuhnya kepada hukum Allah. Mengutip sebuah ayat, Waled Husaini mengatakan, “Sekiranya penduduk sebuah negeri beriman dan bertaqwa kepada Allah, maka pasti Allah akan bukakan kepada mereka pintu keberkahan dari langit dan dari bumi”.
Dalam pengajian ini, Waled Husaini juga menyinggung tentang kepemimpinan yang seharusnya mencintai dan membela Islam. Beliau kira-kira begini:, “Kalau seorang pemimpin ingin dicintai rakyatnya. Maka cintailah Allah Swt. Cintailah Syari’atNya”. Waled  Husaini memberi contoh,kenapa di Turki rakyatnya melawan tank tentara untuk membela Presiden Erdogan saat kudeta yang gagal dua tahun lalu? Jawabannya adalah karena mereka mencintai pemimpinnya. Alasan mengapa mereka mencintai pemimpinnya adalah karena pemimpinnya mencintai Allah. Maka menurut Waled Husaini, siapa yang taat kepada Allah, maka umat Islam akan taat kepadanya.
Dalam pengajian ini, Waled Husaini juga sangat serius berharap agar ia terus diingatkan dalam mengemban amanah sebagai wakil Bupati Aceh Besar. “Jangan biarkan saya jatuh ke jurang. Ingatkan saya jika saya khilaf” kata beliau.
Waled Husaini juga mengatakan, untuk apa jabatan kalau tidak menguntungkan bagi agama. Apa yang kita banggakan dengan jabatan jika rakyuat kita makan riba?, apa yang kita banggakan dengan jabatan ini jika rakyat kita tidak paham agama, sabu-sabu merajelala?. Sabu-sabu merajelal di LP, lembaga pendidikan dan sebagainya.
Tidak lupa, panjang lebar Waled Husaini merespons isu perintah mengecilkan suara Adzan. Sembari membaca beberapa paragraf kitab kuning yang dibaca terkait keutamaan adzan, dengan berapi-api waled mengatakan: “ Bila perlu suara adzan kita pasang mulai dari Masjid Raya terdengar suara hingga ke Seulimum. Adzan itu adalah kalimah yang mulia, “ kata Waled Husaini menjelaskan.
Menurut Waled Husaini, kalau hari ini kita muliakan kalimah tauhid, maka Allah pasti Allah akan muliakan kita. Beliau juga mengatakan bahwa Adzan adalah marwah ummat Islam sehingga pemerintah pusat beliau harapkan jangan hanya peduli pada satu orang lalu mengorbankan banyak orang.
Terkait dengan aturan “menghentikan kegiatan saat adzan berkumandang”  yang dibuat di Aceh Besar Waled Husaini mengaku akan kumpulkan para camat untuk memikirkan bagaimana caranya mewujudkan program ini. “Kalau ada Camat yang tidak siap jalankan program ini, maka kita ganti dengan camat yang siap menjalankan perintah ini, “ tegas Waled.
Seusai pengajian ini, saya memperhatikan para jamaah enggan beranjak dari tempat duduknya. Banyak yang meminta foto dan mencium tangan Waled Husaini. Tentulah, penghormatan semacam ini lahir secara alami. Mereka menaruk hormat karena tahu Waled Husaini tegas membela Syari’at Islam.

Penulis adalah Dosen UIN Ar-Raniry, Banda Aceh.



Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Aceh Butuh Pemimpin Setegas Waled Husaini, http://aceh.tribunnews.com/2018/09/13/aceh-butuh-pemimpin-setegas-waled-husaini?page=2.

Editor: Zaenal

Related

Ulama 6438413814991241541

Posting Komentar Default Comments

emo-but-icon

Terbaru

Pesan Buku Klik Gambar

AMP code

Gerakan Santri Aceh

Karya Tulis

Karya Tulis
Buku

Buku Syariat Islam Membangun Peradaban

Buku Syariat Islam Membangun Peradaban
Buku

Facebook 2

Populer Setiap Saat

Popular Minggu Ini

My Facebook

Comments

item