Pesan bagi Pembunuh
Oleh Teuku Zulkhairi — Berbagai kasus pembunuhan terus terjadi di Aceh. Baik yang diyakini banyak kalangan karena motif politik ...
https://jalanpertengahan.blogspot.com/2012/01/pesan-bagi-pembunuh.html
Oleh Teuku Zulkhairi — Berbagai kasus pembunuhan terus terjadi di Aceh. Baik yang diyakini banyak kalangan karena motif politik menjelang Pilkada, urusan harta, cinta atau mungkin karena suatu uruan sepele lainnya. Aceh tentu akan ‘menangis’ lagi jika nyawa-nyawa manusia terus saja ditumpahkan di sini, oleh siapa pun pelakunya.
Sulit kita bayangkan mengapa ada aksi pembunuhan nyawa manusia yang tanpa dosa. Terlebih lagi karena ini terjadi di propinsi yang sedang menerapkan syariat Islam. Propinsi yang penduduknya selalu berbicara tentang Islam, tentang Allah sang Pencipta alam, tentang Muhammad yang membawa kita petunjuk penerang, yaitu Al Quran dan Hadist. Dengan warganya yang mayoritas beragama Islam. Padahal Allah sendiri telah memuliakan nyawa manusia. Kenapa di mata sebagian manusia nyawa seorang manusia lainnya tidak berharga sama sekali sehingga mudah saja darah mereka ditumpahkan? Apalagi jika mereka dibunuh hanya demi ambisi politik, harta atau wanita. Sedih memang. Tapi apalah daya. Kesedihan, ratapan dan penderitaan keluarga terbunuh tidak mampu didengar oleh para pembunuh.
Menulis tentang ini mungkin beresiko. Tapi manusia harus tahu apa hukumnya membunuh, khususnya mereka yang telah pernah membunuh dan yang masih berencana untuk membunuh. Sehingga saat ditanyai kelak di akhirat, kita bisa menjawab, bahwa kita telah mengingatkan mereka akan dosa besar menumpahkan darah manusia tanpa sebab yang jelas. Rasulullah Saw menitahkan kepada kita, “Katakanlah yang benar walaupun itu pahit”.
Sebagai seorang Muslim kita harus mengingatkan sesama Muslim lainnya. Bahwa membunuh itu haram, dosa besar, dan hanya neraka balasan yang setimpal. Kehadiran tulisan ini, tidak ada maksud lain dari penulis selain agar ayat-ayat Allah terbaca dengan jelas. Bahwa membunuh itu haram hukumnya. Bahwa hanya neraka tempat yang layak bagi setiap pembunuh, dan dia pun kekal di dalamnya.
Rasulullah mengingatkan bahwa “Yang pertama kali dilihat (oleh Allah)di antara manusia nanti adalah masalah pembunuhan (HR.Nasa’i dan Hakim). “Semua dosa itu kemungkinan masih dapat diampuni oleh Allah, kecuali dosa-dosa orang yang mati kafir atau dosa-dosa membunuh orang mukmin dengan sengaja.” “Dan Janganlah kamu menjadi kafir sepeninggalku dengan cara kamu membunuh sebagian yang lain.” (HR.Bukhari & Muslim).
Larangan Membunuh
Dalam Al Quran Allah Swt mengingatkan “Bahwasanya, barangsiapa membunuh suatu jiwa, padahal dia tidak membunuh jiwa atau tidak membuat kerusuhan di permukaan bumi, maka seolah-olah dia telah membunuh manusia seluruhnya” (al-Maidah: 32). Satu orang dibunuh disamakan oleh Allah bagai membunuh manusia seluruhnya. Betapa besarnya dosa membunuh. Hal ini disebabkan jenis manusia itu seluruhnya pada dasarnya satu keluarga. Kalau ada permusuhan oleh seseorang kepada orang lain, sama halnya dengan memusuhi jenis manusia itu sendiri.Lebih hebat lagi haramnya, apabila pihak yang terbunuh justru orang Islam. Firman Allah, “Barangsiapa membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya neraka jahanam dengan kekal abadi di dalamnya, dan Allah akan murka dan melaknatnya serta mempersiapkan untuknya siksaan yang besar” (An-Nisa’: 93). Rasulullah Saw juga bersabda, “Sungguh lenyapnya dunia akan lebih mudah bagi Allah ada (hilangnya dosa) seseorang yang membunuh orang Islam” (Riwayat Muslim, Nasa’i dan Tarmizi).
Lebih parah lagi apabila ada orang yang sengaja menjadi aktor di belakang layar sehingga sebuah aksi pembunuhan terjadi di muka bumi. Rasulullah Saw bersabda, “Barang siapa yang membantu untuk membunuh orang Islam meskipun hanya dengan sepatah kata saja, maka akan tertulis di dahinya sebagai orang yang terputus dari rahmat Allah Swt” (HR.Ahmad). Sumbangan kata-kata yang kita anggap remeh dan sepele, tetapi di hadapan Allah nanti merupakan beban berat. Maka sebaiknya, kalau memang kita dituakan seharusnya sikap kita adalah menasehati dengan kebaikan, meredam kemarahan, mencari jalan keluar agar teman-temannya selamat dari saling berbunuhan. Sabda Rasulullah SAW, “Ashabiyah (bergolong-golongan) ke neraka, tempatnya termasuk membela famili yang salah. Inilah keadilan dan kebenaran dari agama kita (Islam) agar semuanya selamat dunia akhirat.”
Berhentilah Membunuh!
Setelah membaca ayat dan hadits di atas, marilah kita introspeksi diri. Mohonlah ampun kepada Allah. Ingatlah, meski pengadilan di dunia tidak mampu menghukum kita, tapi pengadilan Allah akan menghukum siapa saja. Tidak akan ada yang bisa lari dari pengadilan Allah. Bertaubatlah. Jangan pernah lagi mengulangi hal serupa. Atau kita akan menjadi penghuni kekal di neraka. Jika ingin membunuh, bayangkanlah andai yang akan terbunuh itu adalah saudara kita. Anak kita, cucu kita, adik kita, ayah kita, guru kita, suami dari adik perempuan kita, atau suami dari anak kita. Sungguh akan sangat menyedihkan. Memang nyawa manusia sudah diatur oleh Allah kapan akan dicabut. Tapi sungguh yang berhak mencabut nyawa manusia hanyalah Allah saja. Tidak oleh manusia. Tidak boleh ada satu kelompok yang merasa bagai ‘tuhan-tuhan kecil’ yang mencabut nyawa manusia sekehandak hatinya.
Untuk apa membunuh padahal hidup ini hanya sebentar saja. Dan kita semuanya sebentar lagi juga akan pergi ke alam baka. Semua kita akan terbujur kaku dalam dinginnya alam kubur. Semua kita akan didatangi dan ditanyai oleh Malaikat Mungkar dan Nangkir. Kenapa dulu di dunia kamu membunuh jiwa manusia yang darahnya diharamkan oleh Allah? Apa yang harus kita jawab? Siapa yang akan membebaskan kita? Pasca di kuburan, siapa yang membunuh juga akan kembali disiksa di neraka Jahannam. Penderitaan di sana lebih mengerikan. Berkali-kali mati tapi kembali dihidupkan oleh Allah agar bisa merasakan sakitnya siksa neraka. Sungguh dunia ini sifatnya hanya sementara. Kekuasaan dan harta yang dikejar tidaklah abadi. Ya Allah, saksikanlah bahwa kami telah mengingatkan di antara kami dengan ayat-ayatMu dan hadits RasulMu. Maafkan atas ketidakberdayaan kami membela mereka yang tertindas.[]
*Penulis adalah Mahasiswa Pascasarjana IAIN Ar-Raniry, Banda AcehTulisan ini sudah dimuat di Harian Aceh.. http://harian-aceh.com/2012/01/13/pesan-bagi-pembunuh