Aura Kebangkitan ‘Turki Usmani’ di Istanbul
Teuku Zulkhairi Ini hari kelima saya berada di Istanbul dari jadwal 8 hari saya berada di sini atas undangan dari TURDEB (Turkiye D...
https://jalanpertengahan.blogspot.com/2015/05/aura-kebangkitan-turki-usmani-di.html
Teuku Zulkhairi
Ini hari kelima saya
berada di Istanbul dari jadwal 8 hari saya berada di sini atas undangan dari TURDEB
(Turkiye Dergiler Berligi), sebuah asosiasi editor jurnal di Turki yang bergerak di bidang penerbitan (majalah). Kami di undang untuk melihat perkembangan dunia
penerbitan majalah di Turki dan dunia Islam lainnya. Selain kami
dari Aceh, hadir juga dari Bosnia, Ukraina, Palestina, Bulgaria, Arab Saudi, Iran,
dan Aljazair.
Selain keindahan kota
dan bangunan bersejarah yang telah sering diceritakan oleh para penulis atau
mahasiswa Aceh dan Indonesia di Turki, di Istanbul terdapat perkembangan lainnya
yang paling menakjubkan.
Aura kebangkitan ‘Turki Usmani’ (Ottoman Empire) semakin jelas terlihat. Inilah yang ingin saya ceritakan kepada masyarakat Aceh melalui tulisan ini. Sebab, kebangkitan Turki Usmani adalah kebangkitan Islam. Dan sebagaimana janji Allah dan RasulNya, kebangkitan Islam adalah suatu keniscayaan. Tidak akan ada yang mampu mencegahnya.
Aura kebangkitan ‘Turki Usmani’ (Ottoman Empire) semakin jelas terlihat. Inilah yang ingin saya ceritakan kepada masyarakat Aceh melalui tulisan ini. Sebab, kebangkitan Turki Usmani adalah kebangkitan Islam. Dan sebagaimana janji Allah dan RasulNya, kebangkitan Islam adalah suatu keniscayaan. Tidak akan ada yang mampu mencegahnya.
Simbol Turki Usmani di Salah satu Cafe di Istanbul (depn Mesjid Sulaiman Alkanuni) |
Sebagaimana kita
ketahui, Istanbul yang dahulunya bernama Konstantinopel adalah pusat kekhalifahan
Islam Turki Usmani. Di sini terdapat banyak mesjid bersejarah dan juga kuburan
para Sultan, seperti Sultan Muhammad Alfatih yang kita kenal sebagai Sultan
yang berhasil menaklukkan benteng Konstantin yang sangat kuat. Pasukan Islam
penakluk Konstantin disebut oleh Rasulullah Saw sebagai sebaik-baik pasukan di
atas permukaan bumi. Setelah menaklukkan Konstantin, Sultan Muhammad Alfatih membebaskan
penduduk Konstantin dari kezaliman penguasa Imperium Romawi yang Katolik.
Melihat
kebaikan Sultan Muhammad Alfatih, kaum Kristen Ortodok berbondong-bondong masuk
Islam dan kemudian mereka merasakan hidup yang damai dan sejahtera dalam
naungan Islam dan dengan Sultan Muhammad Alfatih sebagai rajanya. Itu sebab
beliau dijuluki sebagai “Alfatih”, pembuka atau pembebas. Bukan hanya karena
menaklukkab benteng Konstantin dan pasukan imperium Romawi yang tangguh, tapi
juga membebaskan penduduknya dari kezaliman. Setelah Konstantin dibebaskan,
Turki terus berjaya memimpin umat Islam hingga masa Turki Usmani sampai kemudian
berakhir di tangan Mustafa Kamal Attaturk.
Simbol Turki Usmani di bawah papan nama makam Sultan Muhammad Alfatih |
Bertahun-tahun
sebelum akhirnya Allah Swt memberi saya kesempatan mengunjungi Turki, saya selalu memikirkan negeri ini dengan para
pemimpinnya. Dalam alam bawah sadar,
saya selalu berharap Turki akan kembali memimpin dunia Islam untuk meraih
kembali kejayaannya. Kita telah sekian lama menjadi umat yang tercerai berai
dan terhina dimana-mana. Kita umat Islam bagaikan anak tanpa ayah. Menyedihkan.
Usaha untuk menuju
kebangkitan Islam sebenarnya telah sering dilakukan di Turki. Sejak era Perdana
Menteri Menderes, era Perdana Menteri Najmuddin Erbakan, bahkan hingga saat
ini, era Presiden Receb Tayeb Erdogan dan Perdana Menteri Ahmed Davugtolu.
Ketika masih sekolah
SMP, saya pernah membaca buku yang menceritakan perkembangan Turki, khususnya
apa yang dialami oleh Partai Refah (Refah Partisi) yang dipimpin Najmuddin
Erbakan, seorang Professor teknik yang hafal Alquran. Dan apa yang saya baca
itu, tidak bisa saya lupakan sampai saat ini. Itu sebab, pada perkembangan
kemudian, saya memahami bahwa tidak mudah menuju kebangkitan Islam, kecuali
dengan perjuangan yang berat dan
persiapan yang matang. Maka ketika melihat gelihat kebangkitan Islam di Turki
saat ini, tentulah sangat membahagiakan nurani kita.
Partai Refah suatu
masa memenangkan Pemilu di Turki setelah selama puluhan tahun kekuatan sekuler
dengan dukungan militer mencengkeram negeri itu dan merubah segala sesuatu yang
berbau Islam menjadi sekuler (jauh dari Islam). Padahal, penduduk Turki adalah
mayoritas Islam. Apa yang kemudian terjadi adalah, Perdana Menteri Najmuddin
Erbakan dikudeta oleh kekuatan sekuler atas dukungan militer dan kemudian ia dilarang
aktif di dunia politik Turki. Partai Refah pun dibubarkan. Padahal, Erbakan sedang
berjuang membangun Turki yang sedang miskin, mengembalikan kehidupan Islam di
satu dan menyatukan dunia Islam di sisi lainnya.
Saat kami berdiskusi
dengan Eyub, seorang mahasiswa di Istanbul Universitesi, ia mengatakan bahwa
Najmuddin Erbakan telah meletakkan fondasi dasar bangkitnya Turki bersama Islam.
Saat Erbakan meninggal tahun 2011 lalu, jutaan masyarakat Turki menyalatinya
dan mengiringi jenazahnya. Mas’ud, seorang guru di pinggiran Istanbul memberi
tahu saya, seorang Imam memimpin shalat jenazah Erbakan di Mesjid Sultan
Muhammad Alfatih.
Simbol Turki Usmani di Istanbul
Kita kembali ke
simbol Turki Usmani yang saya ceritakan dijudul di atas. Jika kita memperhatikan
secara cermat, Simbol Turki Usmani ternyata tersebar dimana-mana. Sejak pertama
kali kami menaiki Taxi, kami telah menemukan simbol tersebut di dalam Taxi. Ketika
kami mengunjungi sebuah sekolah paling tua di Istanbul, disana kami juga
menemukan simbol tersebut di ruang perpustkaan.
Bahkan, saat ke
sebuah Cafee, ternyata kami juga menemukan bendera Turki Usmani yang terbentang
memenuhi Cafee tersebut. Saat membuka halaman-halaman sebuah majalah berbahasa
Turki, lagi-lagi kami menemukan simbol Turki Usmani. Saat kami mencari makan
siang si sudut kota Istanbul, lagi-lagi kami menemukan simbol agung tersebut
terpampang dalam warung. Simbol Turki Usmani ini juga terdapat di makam Sultan
Muhammad Alfatih.
Atas
izin Allah Swt,
selama beberapa hari di Turki kami telah berjumpa dengan orang-orang
Turki dari
berbagai latar belakang. Mulai dari jurnalis, guru, mahasiswa, redaktur
media, pengacara,
siswa, masyarakat biasa, penulis lepas, seorang jurnalis yang pernah
berada di kapal Mavi Marmara saat di serang Israel hingga Bilal Erdogan,
putra dari
Presiden Turki, Receb Tayeb Erdogan.
Kepada mereka saya selau
menanyakan dan mendiskusikan tentang Turki Usmani masa lalu dan Turki baru hari
ini yang sedang digdaya dalam berbagai bidang. Dan tentu saja, kami tidak lupa
menceritakan tentang Aceh masa lalu yang memiliki hubungan yang sangat dekat
dengan Turki Usmani. Beruntung bagi saya, karena banyak juga orang Turki yang
berbicara dalam bahasa Arab sehingga memudahkan saya memahami semua cerita
mereka. Idris Shabanov, seorang kawan dari Ukraina yang bisa berbicara Turki
dan bahasa Arab dengan fasih pun senantiasa membantu kami menerjemahkan bahasa
Turki ke dalam bahasa Arab.
Dan ternyata, hampir semua
orang Turki yang kami jumpai merindukan Turki Usmani. Kesadaran mereka semakin
tidak terbendung, bahwa mereka adalah bangsa yang besar dengan sejarah yang
besar pula. Mereka memiliki segala landasan historis untuk menuju kebangkitan. Ketika
berbicara dengan Salim, seorang jurnalis di sebuah majalah, ia bercerita banyak
prospek Turki dalam menyatukan dunia Islam. Mereka merindukan dunia Islam yang
bersatu dan saling membantu. Dan mereka sangat mencintai Erdogan, pemimpin
mereka.
Bahkan, Erdogan juga
dicintai oleh umat Islam di Ukraina, di Bulgaria, di Palestina, Bosnia dan
sebagainya, setidaknya menurut penuturan mereka kepada kami. Tahun lalu, saat
menyambut para tamu dari berbagai negara, kita bisa melihat parade militer
Turki yang memakai berbagai baju tentara era Turki Usmani.
Turki, walaupun saat
ini masih menggunakan sistem sekuler sebagai dasar negara namun perlahan-lahan
telah kembali dalam kehidupan Islam. Mesjid-mesjid selalu full dengan jama’ah
shalat. Kaum perempuan semakin leluasa menggunakan hijab. Syi’ar Islam semakin
berkembang. Media-media Islam tumbuh bak cendawa di musim hujan.
Mas’ud, seorang warga
Turki yang kami jumpai saat menziarahi makam Sultan Muhammad Alfatih
mengatakan, “perhalan-lahan sistem sekuler akan kami tinggalkan. Kami umat
Islam di Turki sangat kuat, ” ujarnya. Dan apa yang dikatakan Mas’ud ini juga
pernah disampaikan Erdogan dalam suatu pidatonya yang bisa kita saksikan di
Youtube, “Sistem sekuler telah gagal membangun Turki, dan kami akan segera
menggantikannya, “ ujar Erdogan.
Dan apa yang diucap oleh Erdogan benar-benar
bisa dibuktikan. Erdogan telah menjadikan Turki sebagai salah satu negara yang
sangat kuat, bahkan militer Turki adalah yang terkuat di NATO. Itu sebab, Erdogan suatu ketika tidak segan-segan
menyerang Shimon Peres (Perdana Menteri Israel) dalam suatu pertemuan forum
ekonomi internasional. Erdogan juga membiarkan masyarakatnya berjuang memutus
blokade Israel terhadap Gaza dalam peristiwa Mavi Marmara. Saat itu, 10 warga
Turki syahid. Itu sebab, hingga saat ini Turki masih menghukum Israel. Maka tidak
heran, Amerika Serikat pun merengek-rengek meminta Erdogan memperbaiki kembali hubungan Turki dengan
Israel.
Namun,
Erdogan adalah pemimpin yang tangguh dan istiqamah. Erdogan
secara kuat mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina dan secara
konsisten menuntut dibukanya blokade Israel atas Gaza yang telah
berlangsung bertahun-tahun.
Saat ini ekonomi Turki
tumbuh dratis. Pendidikan Turki semakin unggul sehingga begitu banyak mahasiswa
dari berbagai negara di dunia datang ke Turki setiap tahunnya untuk belajar. Mereka
merasakan kedamaian tinggal di Turki. Mereka mendapatkan banyak beasiswa dan
fasilitas dari pemerintah Turki.
Ketika kami ke tempat
penukaran uang di tepi Selat Bashporus, dua juta uang saya ditukar dengan 280
Lira uang Turki. Itu artinya, 1 Lira Turki adalah setara dengan Rp 7000 uang
kita. Sementara itu, kita harus membayar 1 Lira setiap kali ke toilet umum di
Istanbul. Betapa lemahnya ekonomi Indonesia.
Turki saat ini sedang
menatap Pemilu Legislatif yang akan berlangsung bulan depan. Dari sekian banyak
orang Turki yang kami tanyakan, mereka menyebut Partai AKP (Adalet Kalkimina
Partisi) pimpinan Ahmed Davugtolu diprediksi akan kembali memenangkan Pemilu
Legislatif di negara tersebut. Di bawah AKP, sebuah partai Islamis, Turki telah
maju di segala bidang. Mereka telah menjadi harapan bagi dunia Islam di tengah
berbagai kemunduran negara-negara Islam. Semoga saja, mimpi kita melihat Turki
Usmani baru betul-betul menjadi kenyataan. Amiin
Tulisan ini sebagiannya telah dimuat di Harian Serambi Indonesia. Link: http://aceh.tribunnews.com/2015/05/25/aura-kebangkitan-turki-usmani
Assalamualaikum, mohon izin copas ustadz disini: http://inapos.com/aura-kebangkitan-turki-usmani/ sukron katsir, Jazakallah...
BalasHapuswa'alaikum salam wr wb.
HapusAlhamdulillah. Trimakasih banyak
Assalamualaikum saya mohon izin Copas ya ,
BalasHapusBoleh.. silahkan...
HapusAssalamualaikum.. saudaraku.saya mohon izin sharing artikel nya.. sya sangat bahagia mendengar kabar sayup2 beritabkebangkitan islam.. smoga ini akan terus berlanjut dan ke khalifahan islam akan kembali menaungi bumi ini kembali.. allahuakbar
BalasHapusamiin ya Allah..
HapusAmiin ya Allah semoga seperti yang kita harap kan
BalasHapusAmiin ya Allah semoga seperti yang kita harapkan
BalasHapusALHAMDULILLAH Turki bangkit, sedangkan eropa dan amrik dsk menuju syariat islam...Aamiin
BalasHapussubhanallah .. izin share ustadz :)
BalasHapusya, silahkan Anisa Diyah...
Hapus