Wahai Penguasa Aceh, Bantulah Rakyatmu dengan Dana Otsus Mereka!
Wahai Penguasa Aceh, Bantulah Rakyatmu dengan Dana Otsus Mereka! Oleh Teuku Zulkhairi Ketua 1 Rabithah Thaliban Aceh (RTA). D...
https://jalanpertengahan.blogspot.com/2020/04/wahai-penguasa-aceh-bantulah-rakyatmu.html
Wahai Penguasa Aceh, Bantulah Rakyatmu
dengan Dana Otsus Mereka!
Oleh Teuku
Zulkhairi
Ketua 1 Rabithah
Thaliban Aceh (RTA).
Dosen UIN
Ar-Raniry, Banda Aceh.
Riuh karena
masuknya virus corona yang disingkat Covid-19 ke Aceh sudah memasuki pekan
ketiga. Ya virus yang berasal dari China ini menurut pakar masuknya adalah
melalui jalur bandara, laut atau jalan. Sebab ia berasal dari luar, bukan virus
yang sudah ada di Aceh. Maka sejak pekan pertama, orang-orang mulai
membicarakan keharuskan mencegah virus ini masuk ke Aceh secara lebih massif.
Dari mulai desakan agar menutup jalur
udara, darat dan darat sampai pentingnya warga agar tidak keluar rumah. Sebab
dengan berada di luar rumah maka potensi tertulari atau menulari virus ini
sangat rentan.
Setelah membaca seruan para pakar ini,
saya pribadi dalam berbagai forum mencoba terlibat untuk mengingatkan warga
agar tetap di rumah. Jangan keluar. Solusi ini diperkirakan dapat
menghentikan penyebaran virus ini dengan izin Allah Swt.
Namun segera setelah itu kita semua dapat
melihat problem besar di lapangan. Bagaimana mungkin kita dapat mengajak warga
untuk tidak keluar dari rumah mereka sementara pada faktanya mereka harus
mencari kebutuhan hidup hari-hari? Tidak bekerja berarti tidak makan. Maka
seruan “tetap di rumah” tidak akan efektif dalam kondisi seperti ini.
Banyak warga harus tetap keluar rumah
untuk mencari rizki demi sesuap nasi. Untuk kebutuhan susu anak-anak mereka.
Kebutuhan “asap dapur’. Pampers anak-anak dan kebutuhan lainnya yang sekedar
untuk bertahan hidup. Orang-orang yang kaya dan para elit mungkin tidak semua
dapat memahami kondisi seperti ini.
Kondisi dimana seseorang harus mencari
biaya hidup untuk sesuap nasi setiap harinya. Tidak kerja adalah tidak
makan. Tapi meski para elit gagal memahami situasi seperti ini, namun
setidaknya mereka dapat memahami tugas mereka untuk memproteksi kebutuhan
rakyat dalam situasi darurat seperti ini.
Oleh sebab itu, sejak saat itu saya
berfikir bahwa inilah persoalan mendasar yang harus ditangani pemerintah Aceh.
Elemen sipil bisa bergerak membantu sesama. Tapi “tangan” mereka sangat lemah
untuk bisa menjangkau semua. Maka seharusnya yang paling duluan hadir adalah
pemerintah.
Pemerintah memiliki uang dan
perangkat-perangkat pemerintahan yang dapat digerakkan untuk membantu
masyarakat yang terdampak. Apalagi pemerintah Aceh juga mengelola dana Otonomi
Khusus (Otsus) yang melimpah. Kapan lagi menolong rakyat kalau bukan dalam
kondisi seperti ini?
Penggunaan anggaran untuk kebutuhan rakyat
pada faktanya mendapat legitimasi hukum sebagaimana diulas oleh Dr. Taqwaddin
Husen, SE, SH, M.S dalam rubrik Opini di Harian Serambi Indonesia, “Payung
Hukum Anggaran Darurat Corona” (Jum’at, 27 Maret 2020). Jadi, tak ada yang
perlu dikhawatirkan.
Sekarang yang dibutuhkan adalah kemauan
dari pemerintah atau penguasa. Bantulah rakyat, untuk sekali ini saja, Tuan
Gubernur!
Saya membaca postingan Facebook dari
aktivis Aceh, Munzami Hs, bahwa anggaran Otsus untuk kepentingan birokrasi
rupanya sangat banyak. Menakjubkan. Beberapa rincian APBA 2020 berdasarkan
Pergub Penjabaran APBA 2020 yang diposting oleh Munzami terdiri dari rincian
sebagai berikut:
“Perjalanan Dinas Rp. 472 Miliar; Tambahan Penghasilan PNS Rp. 648
Miliar; Honor PNS/Pelaksana Kegiatan Rp. 226 Miliar; Belanja Jasa Kantor Rp.
424 Miliar; Belanja Transport/Uang Saku Peserta Rp. 102 Miliar; Belanja Event
Organizer Rp. 56 Miliar; Pengadaan Mobil Dinas Rp. 133 Miliar; Perawatan Mobil
Dinas Rp. 66 Miliar; Belanja Sewa Rumah/Gedung Rp. 213 Miliar; Belanja Makan
Minum Rp. 138 Miliar; Belanja Narsum/Tenaga Ahli Rp. 117 Miliar; Belanja Tak
Terduga Rp. 118 Miliar; Dan Lain Lain”
Okelah kalau anggaran-anggaran itu sangat
dibutuhkan oleh birokrat Aceh. Tapi untuk kali ini saja, tidak bisa kah dipakai
untuk kebutuhan rakyat yang terdampak corona?
Sekali ini saja
Bapak Plt. Gubernur Aceh. Ya sekali ini saja Pak. Tahun-tahun berikutnya bisa
diplot lagi untuk kebutuhan birokrasi sebesar-besarnya atau bahkan semua dana
Otsus. Sebab, kalau penularan virus corona sudah berhenti, maka rakyat sudah
bisa kembali lagi ke tempat-tempat mereka mencari nafkah untuk kebutuhan hidup
sehari-hari mereka.
Sekarang mari kita berfikir secara jernih.
Dalam kondisi seperti ini, tidakkah anggaran ini dapat dipakai untuk membantu
masyarakat Aceh yang terdampai virus corona sehingga mereka tetap di rumah
mereka sementara waktu?
Saya menulis ini karena paham betul
pedihnya bekerja mencari sesuap nasi di pagi hari. Maka tatkala Allah Swt
mengeluarkan kita dari garis kemiskinan, seharusnya kita smeua tidak melupakan
mereka yang hidupnya perih. Setelah perut kita kenyang, jangan diam! Jangan
lupakan suadara-saudara kita yang harus tetap keluar rumah dalam kondisi
membahayakan akibat wabah virus corona.
Saya menulis seperti ini di Facebook, ada
yang berkomentar bahwa pemerintah tidak bisa gegabah seperti itu. Semua butuh
kajian dan pertimbangan. Wah, masak sudah pekan ketiga wabah corona di Aceh
namun masih mikir, masih mengkaji? Koq bisa lama sekali?
Di medsos sejumlah orang juga saya lihat
sangat tersinggung jika ada netizen yang mengkritik penguasa. Katanya harus
sabar, harus baik sangka dan lain-lain. Mereka tidak mau ada kritikan.
Terus, menurut saya, satu-satunya cara
agar tidak ada kritikan rakyat adalah penuhi kebutuhan mereka dalam kondisi
seperti ini. Setelah itu maka saksikanlah bahwa kritikan itu akan berubah
menjadi pujian. Begitu Pak menurut saya. Silahkan dicoba saja dulu untuk
membuktikannya kalau tidak percaya.
Sungguh, rakyat sangat membutuhkan
pemimpinnya dalam kondisi seperti ini. Hadirlah wahai penguasa, untuk sekali
ini saja!. Berilah rakyatmu semangat sehingga imunitas tubuh mereka meningkat.
Tuntun mereka untuk mengarungi “badai corona” sehingga lebih kuat. Jangan
kuburan yang disediakan.
Memang penting menyediakan kuburan khusus.
Tapi seharusnya selain menyediakan kuburan massal khusus, rakyat juga dipenuhi
kebutuhan hidupnya dalam masa-masa darurat ini. Ya kebutuhan sekedar untuk
memenuhi kebutuhan hidup mereka supaya mereka patuh untuk tidak keluar rumah
sehingga mereka tidak tertular wabah atau tidak menulari.
Kita ingin wabah corona ini cepat hilang
di Aceh. Kita ingin masjid-masjid kita kembali dihidupkan shalat berjama’ah,
shalat jum’at dan aneka aktivitas Islam lainnya. Kita ingin ramadhan ini dapat
beri’tikaf di masjid dengan harapan semoga Allah Swt mengampuni semua dosa-dosa
kami dan dosa kaum muslimin dan muslimat. Kita ingin kehidupan yang normal
lagi.
Oleh sebab itu, wahai penguasa Aceh, wahai
Bapak Plt. Gubernur Aceh dan jajaran, bantulah rakyatmu untuk kali ini saja.
Tahun depan silahkan prioritaskan lagi dana Otsus untuk kebutuhan jajaran
birokrasi. Sekali ini saja Pak. Kita ingin masyarakat tetap tinggal di rumah
sampai virus ini benar-benar menghilang. Bantulah rakyatmu untuk kali ini saja
wahai Penguasa.
Bantulah memenuhi kebutuhan mereka
sehingga mereka tetap di rumah sehingga program mencegah penularan corona dapat
memungkinkan dilakukan. Sebab, virus corona ini setahu saya tidak kenal rakyat
atau penguasa. Semua akan disapu jika kita tidak serius menghentikannya.
Wassalam.