Wahai Penguasa Aceh, Bantulah Rakyatmu dengan Dana Otsus Mereka!

Wahai Penguasa Aceh, Bantulah Rakyatmu dengan Dana Otsus Mereka! Oleh Teuku Zulkhairi Ketua 1 Rabithah Thaliban Aceh (RTA). D...


Wahai Penguasa Aceh, Bantulah Rakyatmu dengan Dana Otsus Mereka!

Oleh Teuku Zulkhairi
Ketua 1 Rabithah Thaliban Aceh (RTA).
Dosen UIN Ar-Raniry, Banda Aceh.
         
Riuh karena masuknya virus corona yang disingkat Covid-19 ke Aceh sudah memasuki pekan ketiga. Ya virus yang berasal dari China ini menurut pakar masuknya adalah melalui jalur bandara, laut atau jalan. Sebab ia berasal dari luar, bukan virus yang sudah ada di Aceh. Maka sejak pekan pertama, orang-orang mulai membicarakan keharuskan mencegah virus ini masuk ke Aceh secara lebih massif.

Dari mulai desakan agar menutup jalur udara, darat dan darat sampai pentingnya warga agar tidak keluar rumah. Sebab dengan berada di luar rumah maka potensi tertulari atau menulari virus ini sangat rentan.
         
Setelah membaca seruan para pakar ini, saya pribadi dalam berbagai forum mencoba terlibat untuk mengingatkan warga agar tetap di rumah. Jangan keluar. Solusi ini diperkirakan dapat menghentikan penyebaran virus ini dengan izin Allah Swt. 

Namun segera setelah itu kita semua dapat melihat problem besar di lapangan. Bagaimana mungkin kita dapat mengajak warga untuk tidak keluar dari rumah mereka sementara pada faktanya mereka harus mencari kebutuhan hidup hari-hari? Tidak bekerja berarti tidak makan. Maka seruan “tetap di rumah” tidak akan efektif dalam kondisi seperti ini.

Banyak warga harus tetap keluar rumah untuk mencari rizki demi sesuap nasi. Untuk kebutuhan susu anak-anak mereka. Kebutuhan “asap dapur’. Pampers anak-anak dan kebutuhan lainnya yang sekedar untuk bertahan hidup. Orang-orang yang kaya dan para elit mungkin tidak semua dapat memahami kondisi seperti ini.

Kondisi dimana seseorang harus mencari biaya hidup untuk sesuap nasi setiap harinya.  Tidak kerja adalah tidak makan. Tapi meski para elit gagal memahami situasi seperti ini, namun setidaknya mereka dapat memahami tugas mereka untuk memproteksi kebutuhan rakyat dalam situasi darurat seperti ini.

Oleh sebab itu, sejak saat itu saya berfikir bahwa inilah persoalan mendasar yang harus ditangani pemerintah Aceh. Elemen sipil bisa bergerak membantu sesama. Tapi “tangan” mereka sangat lemah untuk bisa menjangkau semua. Maka seharusnya yang paling duluan hadir adalah pemerintah. 

Pemerintah memiliki uang dan perangkat-perangkat pemerintahan yang dapat digerakkan untuk membantu masyarakat yang terdampak. Apalagi pemerintah Aceh juga mengelola dana Otonomi Khusus (Otsus) yang melimpah. Kapan lagi menolong rakyat kalau bukan dalam kondisi seperti ini? 

Penggunaan anggaran untuk kebutuhan rakyat pada faktanya mendapat legitimasi hukum sebagaimana diulas oleh Dr. Taqwaddin Husen, SE, SH, M.S dalam rubrik Opini di Harian Serambi Indonesia, “Payung Hukum Anggaran Darurat Corona” (Jum’at, 27 Maret 2020). Jadi, tak ada yang perlu dikhawatirkan. 

Sekarang yang dibutuhkan adalah kemauan dari pemerintah atau penguasa. Bantulah rakyat, untuk sekali ini saja, Tuan Gubernur! 

Saya membaca postingan Facebook dari aktivis Aceh, Munzami Hs, bahwa anggaran Otsus untuk kepentingan birokrasi rupanya sangat banyak. Menakjubkan. Beberapa rincian APBA 2020 berdasarkan Pergub Penjabaran APBA 2020 yang diposting oleh Munzami terdiri dari rincian sebagai berikut:

“Perjalanan Dinas Rp. 472 Miliar; Tambahan Penghasilan PNS Rp. 648 Miliar; Honor PNS/Pelaksana Kegiatan Rp. 226 Miliar; Belanja Jasa Kantor Rp. 424 Miliar; Belanja Transport/Uang Saku Peserta Rp. 102 Miliar; Belanja Event Organizer Rp. 56 Miliar; Pengadaan Mobil Dinas Rp. 133 Miliar; Perawatan Mobil Dinas Rp. 66 Miliar; Belanja Sewa Rumah/Gedung Rp. 213 Miliar; Belanja Makan Minum Rp. 138 Miliar; Belanja Narsum/Tenaga Ahli Rp. 117 Miliar; Belanja Tak Terduga Rp. 118 Miliar; Dan Lain Lain”

Okelah kalau anggaran-anggaran itu sangat dibutuhkan oleh birokrat Aceh. Tapi untuk kali ini saja, tidak bisa kah dipakai untuk kebutuhan rakyat yang terdampak corona? 

Sekali ini saja Bapak Plt. Gubernur Aceh. Ya sekali ini saja Pak. Tahun-tahun berikutnya bisa diplot lagi untuk kebutuhan birokrasi sebesar-besarnya atau bahkan semua dana Otsus. Sebab, kalau penularan virus corona sudah berhenti, maka rakyat sudah bisa kembali lagi ke tempat-tempat mereka mencari nafkah untuk kebutuhan hidup sehari-hari mereka. 

Sekarang mari kita berfikir secara jernih. Dalam kondisi seperti ini, tidakkah anggaran ini dapat dipakai untuk membantu masyarakat Aceh yang terdampai virus corona sehingga mereka tetap di rumah mereka sementara waktu? 

Saya menulis ini karena paham betul pedihnya bekerja mencari sesuap nasi di pagi hari. Maka tatkala Allah Swt mengeluarkan kita dari garis kemiskinan, seharusnya kita smeua tidak melupakan mereka yang hidupnya perih. Setelah perut kita kenyang, jangan diam! Jangan lupakan suadara-saudara kita yang harus tetap keluar rumah dalam kondisi membahayakan akibat wabah virus corona. 

Saya menulis seperti ini di Facebook, ada yang berkomentar bahwa pemerintah tidak bisa gegabah seperti itu. Semua butuh kajian dan pertimbangan. Wah, masak sudah pekan ketiga wabah corona di Aceh namun masih mikir, masih mengkaji? Koq bisa lama sekali? 

Di medsos sejumlah orang juga saya lihat sangat tersinggung jika ada netizen yang mengkritik penguasa. Katanya harus sabar, harus baik sangka dan lain-lain. Mereka tidak mau ada kritikan. 

Terus, menurut saya, satu-satunya cara agar tidak ada kritikan rakyat adalah penuhi kebutuhan mereka dalam kondisi seperti ini. Setelah itu maka saksikanlah bahwa kritikan itu akan berubah menjadi pujian. Begitu Pak menurut saya. Silahkan dicoba saja dulu untuk membuktikannya kalau tidak percaya. 

Sungguh, rakyat sangat membutuhkan pemimpinnya dalam kondisi seperti ini. Hadirlah wahai penguasa, untuk sekali ini saja!. Berilah rakyatmu semangat sehingga imunitas tubuh mereka meningkat. Tuntun mereka untuk mengarungi “badai corona” sehingga lebih kuat. Jangan kuburan yang disediakan.

Memang penting menyediakan kuburan khusus. Tapi seharusnya selain menyediakan kuburan massal khusus, rakyat juga dipenuhi kebutuhan hidupnya dalam masa-masa darurat ini. Ya kebutuhan sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka supaya mereka patuh untuk tidak keluar rumah sehingga mereka tidak tertular wabah atau tidak menulari.

Kita ingin wabah corona ini cepat hilang di Aceh. Kita ingin masjid-masjid kita kembali dihidupkan shalat berjama’ah, shalat jum’at dan aneka aktivitas Islam lainnya. Kita ingin ramadhan ini dapat beri’tikaf di masjid dengan harapan semoga Allah Swt mengampuni semua dosa-dosa kami dan dosa kaum muslimin dan muslimat. Kita ingin kehidupan yang normal lagi.

Oleh sebab itu, wahai penguasa Aceh, wahai Bapak Plt. Gubernur Aceh dan jajaran, bantulah rakyatmu untuk kali ini saja. Tahun depan silahkan prioritaskan lagi dana Otsus untuk kebutuhan jajaran birokrasi. Sekali ini saja Pak. Kita ingin masyarakat tetap tinggal di rumah sampai virus ini benar-benar menghilang. Bantulah rakyatmu untuk kali ini saja wahai Penguasa.

Bantulah memenuhi kebutuhan mereka sehingga mereka tetap di rumah sehingga program mencegah penularan corona dapat memungkinkan dilakukan. Sebab, virus corona ini setahu saya tidak kenal rakyat atau penguasa. Semua akan disapu jika kita tidak serius menghentikannya. Wassalam.

https://aceh.tribunnews.com/2020/04/01/wahai-penguasa-aceh-bantulah-rakyatmu-dengan-dana-otsus-mereka

Related

Ruang Politik 4354745666773517359

Posting Komentar Default Comments

emo-but-icon

Terbaru

Pesan Buku Klik Gambar

AMP code

Gerakan Santri Aceh

Karya Tulis

Karya Tulis
Buku

Buku Syariat Islam Membangun Peradaban

Buku Syariat Islam Membangun Peradaban
Buku

Facebook 2

Populer Setiap Saat

Popular Minggu Ini

My Facebook

Comments

item