Non Muslim Mengakui Sendiri Umat Islam di Aceh Sangat Toleran

Oleh Teuku Zulkhairi Saya sudah menduga bahwa arah dari drama isu dosen UIN Ar-Raniry yang membawa mahasiswanya ke gereja pada akhi...



Oleh Teuku Zulkhairi
Saya sudah menduga bahwa arah dari drama isu dosen UIN Ar-Raniry yang membawa mahasiswanya ke gereja pada akhirnya akan berujung pada stigmatisasi “Aceh tidak toleran”. Setidaknya komentar-komentar semacam ini sudah mulai bermunculan di media sosial.

Tapi benarkah Aceh tidak toleran? 

Mari simak pengakuan non Muslim berikut ini:

1.   Pengakuan Agamawan Hindu di Aceh
“Sepengatahuan kami, selama saya menjabat sebagai Pembimas Hindu selama tujuh tahun di Aceh, belum pernah kami jumpai adanya keluhan umat Hindu apabila mereka berhubungan dengan masyarakat Muslim di Aceh yang menerapkan syari’at Islam. Tidak pernah terjadi gesekan,” ujar Sahnan.

2.   Pengakuan Agamawan Budha
“Secara pribadi saya mendukung pelaksanaan syari’at Islam di Aceh, dalam artian pelaksanaan syaria’t Islam benar-benar dilaksanakan dengan tepat sehingga efek dari pelaksanaan syari’at islam bisa memberikan keteduhan, perlindungan dan keamanan bagi umat non Islam itu sendiri, “ ujar Wiswadas kepada Suara Darussalam, Selasa, (9/12).
Wiswadas, S.Ag, M.Si
Wiswadas mengakui, selama ia di Aceh, masyarakat Aceh berinteraksi secara sosial dengan baik dengan umat Non Muslim.
“Saya juga punya pengalaman, saya bisa berinteraksi dengan warga non muslim, mereka bisa berbaur dan menghargai, dalam konteks yang sifatnya umum seperti gotong royong, kunjungan orang sakit dan sebagainya. Ini suatu kebiasaan yang lazim nilai-nilai yang berlaku secara universal,” kata Wiswadas menceritakan.

3.   Pengakuan agamawan Kristen
Ketika ia diberi kesempatan berbicara, Baron, begitu ia disapa spontan mengatakan, “Saya merasa menjadi khatolik sejati selama di Aceh, tidak pernah dikekang untuk beribadah.”

Semua peserta yang hadir tercengang mendengar pernyataan pria bernama lengkap Baron Ferison Pandiangan itu. Pasalnya, saat itu beberapa media nasional dan internasional menyebutkan bahwa kebebasan beragama di Aceh terkekang.
Baron, sang Pembina Masyarakat (Pembimas) Katolik di Kanwil Kemenag Aceh mengatakan, dirinya sudah dua tahun lebih di Aceh, tapi tidak sedikit pun ada rasa takut saat beribadah. Menurutnya, tidak ada gesekan sama sekali dengan umat beragama lain. 

Bahkan, Baron mengatakan Syariat Islam membuat ia nyaman. Sehingga ia pun mendukung bila Syariat Islam diterapkan secara kaffah di Provinsi berjuluk Serambi Mekkah, ini. Ia mengaku tahu bahwa Islam juga mengajarkan toleransi terhadap umat beragama lain. 

“Sungguh sangat luar biasa kalau (syariat Islam kaffah) benar-benar ditegakkan, karena hampir sama dengan yang kita perjuangkan. Kami Katolik, di Aceh sangat dilindungi," tandasnya.


Referensi:

Related

Syari'at Islam di Aceh 5884398077203324677

Posting Komentar Default Comments

emo-but-icon
:noprob:
:smile:
:shy:
:trope:
:sneered:
:happy:
:escort:
:rapt:
:love:
:heart:
:angry:
:hate:
:sad:
:sigh:
:disappointed:
:cry:
:fear:
:surprise:
:unbelieve:
:shit:
:like:
:dislike:
:clap:
:cuff:
:fist:
:ok:
:file:
:link:
:place:
:contact:

Terbaru

Pesan Buku Klik Gambar

AMP code

Gerakan Santri Aceh

Karya Tulis

Karya Tulis
Buku

Buku Syariat Islam Membangun Peradaban

Buku Syariat Islam Membangun Peradaban
Buku

Facebook 2

Populer Setiap Saat

Popular Minggu Ini

My Facebook

Comments

item