Syaikh Mehmet Gormez, Menentang Kudeta, Penerus Syaikh Aaq Syamsuddin ?
Oleh Teuku Zulkhairi Ini adalah Syaikh Mehmet Gormez. Seorang ulama yang kini menjabat sebagai kepala Diyanet (Kementerian Agamanya...
https://jalanpertengahan.blogspot.com/2016/08/syaikh-mehmet-gormez-penerus-syaikh-aaq.html
Oleh Teuku Zulkhairi
Ini adalah Syaikh Mehmet Gormez.
Seorang ulama yang kini menjabat sebagai kepala Diyanet (Kementerian Agamanya)
Turki.
Saat percobaan kudeta, menurut
info, ia menyeru para Muazzin untuk melakukan panggilan Azan, demi memberitahu
rakyat Turki tentang ancaman yang sedang dihadapi negara berupa rongrongan
terhadap negara oleh para khawarij. Alhasil, bertaut-tautan azan berkumandang
dari satu mesjid ke mesjid lainnya.
Rakyat akhirnya bangun dari
tidurnya, mempersembahkan kesempatan pengorbanan paling berharga dalam
kehidupan mereka. Para pelaku dan pendukung kudeta dari luar negeri dikabarkan
tidak menduga kekuatan mesjid ini. Dan kedok para pelaku kudeta akhirnya
terbongkar, ada kekuatan kaum kuffar yang memback up proses kudeta. Sebagaimana
juga dalam setiap kali kejadian kudeta terhadap pemerintahan Islamis pilihan
rakyat lainnya.
Oleh sebab itu, barangkali tidak
salah, jika lewat tweetnya ini, kita bisa memahami rasa cinta Syaikh Mehmet
Gormez kepada jiwa dan raga anak bangsa Turki. Sekaligus dukungannya atas
legalitas pemerintahan pilihan rakyat.
Realitas ini mengingatkan saya
pada kisah seorang ulama 'arif billah yang pernah saya baca, yaitu Syaikh Aaq
Syamsuddin. Seorang ulama yang selalu menjaga dan membimbing Sultan Muhammad Al Fatih dan imperium Turki
Usmani yang dipimpinnya.
Bahkan upaya Sultan Muhammad Al
Fatih menaklukkan Konstantinopel, salah satunya adalah karena mengikuti nasehat
Syaikh Syamsuddin ini.
--------
Ketika tentara Al-Fatih akan
menaklukkan Konstantinopel, setelah Al-Fatih berpidato dan memberikan
penghormatan kepada tentaranya, maka bangkitlah Syaikh Aaq Syamsuddin dengan
juga berpidato di depan mereka.
"Wahau tentara Islam, ketahuilah
dan ingatlah bahwa Nabi Muhammad Saw bersabda, "Konstantinopel akan bisa
ditaklukkan di tangan seorang laki-laki. Maka, orang yang memerintah disana
adalah adalah sebaik-baik penguasa dan tentaranya adalah sebaik-baik
tentara". Kita memohon kepada Allah Swt Yang Maha Suci dan Maha Tinggi,
semoga Dia memberikan kita taufik dan mengampuni kita semuanya. Ketahuilah
janganlah kalian berlaku berlebih-lebihan dari apa yang kalian dapat dari harta
rampasan perang, dan janganlah kalian berlaku boros. Infakkan harta di jalan
Allah yang baik untuk penduduk kota ini. Dengarkan apa yang dikatakan Sultan
Kalian, dan taatilah dia dan cintailah".
Kemudian Syaikh Syamsuddin
menoleh pada Sultan Al-Fatih dan berkata: " Wahai Sultanku, Kau telah
menjadi tanda mata Bani Usmani. Maka jadilah engkau sebagai mujahid di jalan
Allah selamanya". Lalu dia (Al-Fatih) berteriak dengan mengucapkan takbir
dengan suara yang menggelegar, (Prof. Ali Muhammad Ashshalabi, dalam Bangkit
dan Runtuhanya Khilafah Usamaniyah, 2011: 135).
--------
Inilah kisah tentang relasi ideal
yang pernah terjalin antara ulama dan umara, yang tercatat dengan tinta emas sejarah
peradaban umat Islam.
Apakah Syaikh Mehmet Gormez
sedang mengikuti jejak Syaikh Aaq Syamsuddin? Semoga ia. Amiin.
Barakallah Syaikh Mehmet
Gormez....