Sosok Ustaz Hajarul Akbar (Direktur DQA) yang Saya Kenal
Selamat Mendidik Generasi Qur'ani di Aceh, Kawan! Inilah salah satu sosok kawan yang bisa semakin mendekatkan kita kepada Alqur'an...
https://jalanpertengahan.blogspot.com/2017/01/sosok-ustaz-hajarul-akbar-direktur-dqa.html
Selamat Mendidik Generasi Qur'ani di Aceh, Kawan!
Inilah salah satu sosok kawan yang bisa semakin mendekatkan kita kepada Alqur'an, Ustaz Hajarul Akbar. Saya kenal sosok ini karena kawan dekat sekaligus guru tasmi' Alquran bagi saya semasa kuliah. Jika berbicara dan berdiskusi dengannya, ia tak pernah jauh dari tema sentral tentang Alquran dan keagungannya.Salah satu komitmennya adalah "Tri In One", tiga juz dalam satu hari, bukan lagi One Day One Juz.
Di usia remaja ia telah hafizh 30 juz Alquran di MUQ Pagar Air, Aceh Besar. Lalu ia pernah menjuarai MTQ tingkat Aceh dan Nasional. Ia lalu mengembara ke Jakarta. Menjadi Mudir Darul Qur'an Mulia Bogor, dan juga menyelesaikan S2 di Institute Ilmu Alquran (IIQ) Jakarta. Saat ke Bogor dan menginap di tempatnya, kita akan menyaksikan begitu banyak piala juara MTQ.
Sosok anak muda yang juga sahabat dekat KH. Maimun Ali (Ketua PWNU Banten) ini juga menjadi juri dalam berbagai even MTQ di berbagai Provinsi dan Kabupaten di Indonesia. Meski usia masih kategori muda, ia juga telah berceramah dari satu mesjid ke mesjid lainnya di Pulau Jawa, Banten, Jawa Barat, Jakarta dan sebagainya.Bahkan saya tahu ia seringkali memberi Tausyiah di Mesjid Lembaga Ilmu Pengetahuan Indoensia (LIPI), tempat dimana para ilmuan Indonesia berkumpul.
Sosok yang pernah menimba ilmu pada Prof Said Aqil Munawwar ini saat ini telah pulang ke Aceh setelah 10 tahun di Pulau Jawa, mendidik generasi Islam disana menjadi generasi yang cinta Alquran. Para murid binaannya telah sangat banyak yang hafal 30 juz, menjuarai MTQ berbagai tingkatan, hingga level Internasional.
Dan setelah di Aceh, selain mengajar mata kuliah Usul Fiqh di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Ar-Raniry, kini ia telah mendapat amanah baru sebagai Direktur Darul Quran Aceh (DQA).
Dan dengan poisisinya kini sebagai Direktur DQA, Hajarul Akbar komitmen untuk mencurahkan segenap ilmu, karakter keshalihan dan pengalamannya di DQA, menggabungkan program tahfizh dengan Halaqah Alquran tiga kali sehari - kitab kuning adalah bagian dari programnya seperti tertera dalam brosur ini.
Dengan keterlibatannya dalam dunia pendidikan di Aceh, saya yakin ke depan Aceh akan semakin disesaki generasi Qur'ani, suatu generasi yang diharapkan Islam dan bangsa ini.
Begitu banyak kelebihan orang-orang yang berinteraksi dengan Alquran, membaca dan apalagi menghafalnya. Alkisah, para tentara Sultan Muhammad Alfatih dulu adalah para penghafal Alquran.
Orang yang menghafal Alquran, bukan saja itu akan menerangi kuburannya, namun juga akan bisa membantu keluarganya kelak di akhirat, kehidupan hakiki kita manusia. [teukuzulkhairi]
Selamat berjuang Ustaz Hajarul Akbar.
Inilah salah satu sosok kawan yang bisa semakin mendekatkan kita kepada Alqur'an, Ustaz Hajarul Akbar. Saya kenal sosok ini karena kawan dekat sekaligus guru tasmi' Alquran bagi saya semasa kuliah. Jika berbicara dan berdiskusi dengannya, ia tak pernah jauh dari tema sentral tentang Alquran dan keagungannya.Salah satu komitmennya adalah "Tri In One", tiga juz dalam satu hari, bukan lagi One Day One Juz.
Di usia remaja ia telah hafizh 30 juz Alquran di MUQ Pagar Air, Aceh Besar. Lalu ia pernah menjuarai MTQ tingkat Aceh dan Nasional. Ia lalu mengembara ke Jakarta. Menjadi Mudir Darul Qur'an Mulia Bogor, dan juga menyelesaikan S2 di Institute Ilmu Alquran (IIQ) Jakarta. Saat ke Bogor dan menginap di tempatnya, kita akan menyaksikan begitu banyak piala juara MTQ.
Sosok anak muda yang juga sahabat dekat KH. Maimun Ali (Ketua PWNU Banten) ini juga menjadi juri dalam berbagai even MTQ di berbagai Provinsi dan Kabupaten di Indonesia. Meski usia masih kategori muda, ia juga telah berceramah dari satu mesjid ke mesjid lainnya di Pulau Jawa, Banten, Jawa Barat, Jakarta dan sebagainya.Bahkan saya tahu ia seringkali memberi Tausyiah di Mesjid Lembaga Ilmu Pengetahuan Indoensia (LIPI), tempat dimana para ilmuan Indonesia berkumpul.
Sosok yang pernah menimba ilmu pada Prof Said Aqil Munawwar ini saat ini telah pulang ke Aceh setelah 10 tahun di Pulau Jawa, mendidik generasi Islam disana menjadi generasi yang cinta Alquran. Para murid binaannya telah sangat banyak yang hafal 30 juz, menjuarai MTQ berbagai tingkatan, hingga level Internasional.
Dan setelah di Aceh, selain mengajar mata kuliah Usul Fiqh di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Ar-Raniry, kini ia telah mendapat amanah baru sebagai Direktur Darul Quran Aceh (DQA).
Dan dengan poisisinya kini sebagai Direktur DQA, Hajarul Akbar komitmen untuk mencurahkan segenap ilmu, karakter keshalihan dan pengalamannya di DQA, menggabungkan program tahfizh dengan Halaqah Alquran tiga kali sehari - kitab kuning adalah bagian dari programnya seperti tertera dalam brosur ini.
Dengan keterlibatannya dalam dunia pendidikan di Aceh, saya yakin ke depan Aceh akan semakin disesaki generasi Qur'ani, suatu generasi yang diharapkan Islam dan bangsa ini.
Begitu banyak kelebihan orang-orang yang berinteraksi dengan Alquran, membaca dan apalagi menghafalnya. Alkisah, para tentara Sultan Muhammad Alfatih dulu adalah para penghafal Alquran.
Orang yang menghafal Alquran, bukan saja itu akan menerangi kuburannya, namun juga akan bisa membantu keluarganya kelak di akhirat, kehidupan hakiki kita manusia. [teukuzulkhairi]
Selamat berjuang Ustaz Hajarul Akbar.