ERBAKAN DAN ERDOGAN, BERSATU DAN BERPISAH UNTUK MEMPERJUANGKAN ISLAM
Erbakan dan Erdogan pernah sama-sama satu "perahu" dalam perjuangan mengembalikan kejayaan Islam di Turki. Perahu itu bernama R...
https://jalanpertengahan.blogspot.com/2018/11/erbakan-dan-erdogan-bersatu-dan.html
Erbakan dan Erdogan pernah sama-sama satu "perahu" dalam perjuangan mengembalikan kejayaan Islam di Turki. Perahu itu bernama Refah.
Perahu itu mengantarkan Erbakan ke jabatan perdana menteri sebelum dikudeta militer dan dimana Refah dibubarkan.
Menyadari realitas, Erdogan lalu membuat perahu baru bernama AK Parti. Dan Erbakan juga membuat perahu baru yang lain sebagai kelanjutan dari perahu lama, yaitu Fazhilet dan kemudian Sa'adet.
Artinya, setelah sekian lama bersama, akhirnya mereka pun berpisah.
Tujuannya sama-sama untuk mengembalikan kejayaan Islam, dengan perahu yang meskipun berbeda.
Almarhum Erbakan pernah mengkritisi Erdogan secara tajam. Tapi Erdogan tetap menghormati Erbakan. Saat Erbakan meninggal, Erdogan ikut memanggul keranda jenazah Erbakan.
Mereka berdua adalah pejuang. Mereka bersatu untuk Islam, dan berpisah juga untuk Islam.
Tugas kita adalah menghargai keduanya. Sebagaimana dulu, para ulama Ahlussunnah wal Jama'ah mengajarkan kita untuk menghormati Muawiyah dan apalagi Saidina Ali.
Dua-duanya adalah pejuang Islam, meskipun keduanya berbenturan dan bahkan sampai berperang yang melibatkan pendukung masing-masing.
Para ulama Ahlussunnah wal Jama'ah mengajarkan kita, untuk tetap menghormati Muawiyah dan apalagi Saidina Ali. Siapapun tidak bisa membuat kita mencabut kecintaan kita kepada Saidina Ali dan Muawiyah sekaligus. Dua-duanya orang mulia.
Begitu juga dalam kasus Erbakan dan Erdogan. Kita tetap memposisikan keduanya dlm posisi yang mulia.
Keterangan foto:
Erbakan (junior) membantu Erdogan (junior) memakai sepatu di masjid Dayah Ulee Titi.