Setelah Teror di Masjid Selandia Baru, Masyarakat Aceh Diajak Makmurkan Masjid

Berita di Harian Rakyat Aceh, 23 Maret 2019. Setelah Teror di Masjid Selandia Baru, Masyarakat Aceh Diajak Makmurkan Masjid Teuku Z...

Berita di Harian Rakyat Aceh, 23 Maret 2019.


Setelah Teror di Masjid Selandia Baru, Masyarakat Aceh Diajak Makmurkan Masjid
Teuku Zulkhairi
Humas Rabithah Thaliban Aceh (RTA)
Sekjend Pengurus Wilayah Badan Koordinasi Mubaligh Indonesia (PW Bakomubin) Prov. Aceh

Banda Aceh – Kejadian teror terhadap jama’ah shalat jum’at di dua masjid di Selandia Baru menandakan sulitnya umat Islam di sana untuk beribadah. Teror ini telah membunuh puluhan orang. Sebelum ini kita juga mendengar masjid-masjid diintimidasi dengan cara dilempar bom seperti yang terjadi di Amerika, dilempar kepala babi seperti yang terjadi di Australia dan sebagainya.
Ini menandakan bahwa umat Islam di negara-negara Barat tidak bebas beribadah sebagaimana kita di Aceh. Mereka di sana butuh perjuangan yang ekstra untuk beribadah. Dan ditambah lagi dengan lingkungan yang tidak seluruhnya memahami nuansa keislaman sehingga upaya untuk mempertahankan nilai-nilai keislalaman membutuhkan perjuangan yang berat. Kita juga mendengar beratnya tantangan yang menimpa umat Islam di Xinjiang China dimana banyak masjid dirobohkan.
Meskipun dengan tantangan berat seperti ini, tapi umat Islam di sana tetap dan semakin bersemangat untuk memakmurkan masjid karena makmurnya masjid pertanda geliat kebangkitan Islam.
Sementara itu, kita di Aceh tidak mengalami tantangan serupa. Masjid-masjid kita dibangun dengan megah. Tak ada ancaman dan intimidasi apapun untuk pergi ke masjid. Kita sangat-sangat leluasa untuk beribadah di masjid. Tapi mengapa masjid-masjid kita banyak yang kosong shaf-shafnya, dan lebih banyak orang-orang berada di warung kopi saat adzan berkumandang? Bukankah selama ini muda-mudi kita lebih senang nongkrong di warung kopi ketimbang beranjak ke masjid untuk shalat berjama’ah saat adzan dikumandangkan?
Dimana kaum muslimin? Dimana para anak muda? Kenapa hanya sedikit di antara mereka yang mau memakmurkan masjid? Kenapa kita membiarkan masjid-masjid kita kosong? Dimana peran orang tua untuk membimbing mereka? Dimana para guru, dosen dan para pejabat, sudahkah kita meminta orang-orang dibawah kita untuk rajin berjama’ah di masjid?
Atau, haruskan kita menghadapi tantangan seperti di negara-negara di atas dulu baru kemudian kita rajin memakmurkan masjid?
Bukankah pergi shalat berjama’ah ke masjid akan menghapus dosa-dosa kita dan sekaligus meninggikan derajat kita di sisi Allah SWT? Bukankah Rasulullah SAW telah bersabda, bahwa Barangsiapa pergi (berangkat) ke masjid baik di waktu pagi atau sore hari, maka Allâh menyediakan baginya hidangan di Surga setiap kali ia berangkat di waktu pagi atau sore hari? Bukankah orang yang shalat berjama’ah di masjid akan dibebaskan oleh Allah SWT dari neraka dan kemunafikan?
Oleh sebab itu, kejadian teror terhadap jama’ah shalat jum’at di dua masjid di Selandia Baru haruslah menyadarkan kita tentang betapa besarnya keutamaan memakmurkan masjid sehingga masjid ini begitu dibenci orang-orang kafir.

Related

Syari'at Islam di Aceh 708412391582997366

Posting Komentar Default Comments

emo-but-icon

Terbaru

Pesan Buku Klik Gambar

AMP code

Gerakan Santri Aceh

Karya Tulis

Karya Tulis
Buku

Buku Syariat Islam Membangun Peradaban

Buku Syariat Islam Membangun Peradaban
Buku

Facebook 2

Populer Setiap Saat

Popular Minggu Ini

My Facebook

Comments

item