Terorisme Tak Bisa Bendung 'Cahaya Islam'
Opini Harian Serambi Indonesia, Jum'at 22 Maret 2019. Terorisme Tidak Bisa Membendung Cahaya Islam Oleh Teuku Zulkhairi ...
https://jalanpertengahan.blogspot.com/2019/03/terorisme-tak-bisa-bendung-cahaya-islam.html
Opini Harian Serambi Indonesia, Jum'at 22 Maret 2019. |
Terorisme Tidak Bisa
Membendung Cahaya Islam
Oleh Teuku Zulkhairi
Teror yang membunuh puluhan jamaah jum’at di dua Masjid di pusat Christchurch, Selandia Baru, merupakan bentuk kebencian pelakunya kepada ajaran Islam (Islamphobia). Pelakunya, Brenton Tarrant khawatir jika cahaya Islam akan semakin menerangi cahaya Eropa. Maka dalam manifesto 74 halaman yang dia unggah di sosial media, sebagaimana dimuat diberbagai media, Tarrant mengatakan dia adalah penganut supremasi kulit putih yang ingin balas dendam terhadap Muslim di Eropa.
Tapi tentu ini bukan kali pertama umat Islam menjadi korban kebengisan para teroris kafir. Juga terdapat banyak sekali fakta otentik yang menjelaskan negara-negara Barat terlibat dalam sejumlah tindakan terorisme di negeri-negeri muslim yang disponsori para pemimpin mereka, dengan berbagai dalih dan alasan serta kebohongan. Mereka datang ke negeri-negeri muslim memerangi dan memporak-porandakan negeri-negeri muslim seperti di Suriah, Afghanistan, Irak dan sebagainya. Maka benarlah ayat Allah SWT dalam surah al-Buruj ayat 8: “Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji”.
Pada faktanya, di berbagai negeri-negeri ini sangat banyak masjid-masjid yang hancur diterjang rudal-rudal mereka. Tidak cukup sampai di situ, mereka juga menciptakan distablitas di negeri-negeri tersebut sehingga mereka selalu dapat mengintervensi kapan saja. Tidak jarang juga Barat merekayasa kekacauan dan kudeta di negeri-negeri muslim ketika masyarakat muslim mempercayakan negeri mereka dipimpin orang-orang baik melalui jalur Pemilu seperti yang penah terjadi Mesir, Al Jazair, Palestina dan sebagainya.
Barat sangat keberatan jika negeri-negeri muslim hidup dalam kedamaian dan ketenteraman. Maka tidak hanya intervensi secara militer dan dukungan atas tindakan kudeta, mereka juga menciptakan para pemimpin boneka di negeri-negeri muslim untuk menindas rakyatnya sendiri. Tentara-tentara yang direkrut para pemimpin boneka tidak difungsikan untuk menjaga negeri mereka dari ancaman asing, melainkan untuk menakut-nakuti rakyatnya sendiri. Jadi demikian jauh Barat terlibat dalam kekacauan-kekacauan di negeri-negeri muslim.
Dan kini, kita kembali tersayat menyaksikan puluhan umat Islam dibantai di dalam masjid. Luka kita kembali menganga. Perih. Dan kita semakin perih menyaksikan respons media-media di Eropa yang tidak serentak menyebut tindakan itu sebagai terorisme. Hanya beberapa pemimpin mereka yang mengecam. Fakta ini menunjukkan bahwa Eropa menaruh kebencian yang mendalam kepada Islam. Di Swiss, sebanyak 57 persen menolak pembangunan menara masjid, dan di inggris 53 persen menganggap bahwa Islam adalah bahaya itu sendiri. Survei lainnya menyebutkan bahwa empat dari 10 orang Perancis dan Jerman melihat muslim yang tinggal di negara mereka sebagai ancaman. Demikian hasil jajak pendapat yang diterbitkan oleh Surat kabar Prancis, Le Monde sebagaimana dikutip situs merdeka.com.
Fakta ini menunjukkan kebenaran ajaran Islam bahwa Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada umat Islam sebelum kita mengikuti kita mengikuti agama mereka. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 120: “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.”
Cahaya Islam Akan Terus Memancar
Tapi bisakah upaya semacam itu menjauhkan masyarakat Barat dari Islam? Islam adalah agama yang agama yang paling sesuai dengan fitrah kemanusiaan. Ajarannya universal dan integral. Prinsipinya fleksibel dan memahami realitas. Islam merupakan agama langit yang memahami karakter penduduk bumi. Rasulullah SAW mengatakan, ‘Islam adalah agama yang tinggi. Dan tidak ada yang bisa menandingi ketinggian agama Islam’. Maka semakin cerdas masyarakat Barat niscaya akan semakin tertarik mereka kepada ajaran Islam.
Tidak sedikit ilmuan Barat yang kemudian masuk Islam setelah merasakan keindahan dan kebenaran ajaran Islam. Kita mengenal ilmuan seperti Maurice Bucaille dikenal sebagai ilmuwan yang meneliti jasad Fir'aun. Jacques-Yves Cousteau yang masuk Islam setelah memahami penjelasan Islam dalam surat ar-Rahman tentang dua jenis mata air di laut dan tidak pernah bercampur antara keduanya. Juga ilmuan Amerika seperti Fidelma O’Leary yang menemukan bahwa darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak, kecuali saat seseorang melakukan gerakan sujud dalam salat seperti yang dilakukan umat Muslim, seperti dilansir situs okezone.com. Selain itu, juga terdapat sosok Arnoud van Doorn yang tadinya begitu membenci Islam lalu kemudian masuk Islam. Politisi Belanda yang pernah membuat film fitna untuk mendiskreditkan umat Islam masuk Islam justru saat ia begitu semangat menulis buku anti Islam.
Maka sesungguhnya upaya apapun tidak akan bisa membendung cahaya Islam di seluruh penjuru dunia, bukan hanya di Eropa. Islam adalah agama yang apabila ajarannya diimplementasikan maka akan menjadi rahmat bagi sekalian alam. Tekanan dan tindakan apapun yang dilakukan kepada muslim dimana saja hanya akan membuat umat Islam semakin mencintai agamanya. Terorisme dalam bentuk apapun yang dilakukan kepada umat Islam niscaya akan menjadikan Islam sebagaimana agama yang paling yang banyak dikaji. Dan ini sesuai dengan janji Allah SWT dalam Alquran surah At-Taubah ayat 32: “Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai”.
Pada faktanya, berkali-kali tindakan terorisme menimpa umat Islam, baik di Eropa maupun di negeri-negeri umat Islam sendiri, namun ajaran Islam justru semakin menjadi mercusuar yang menerangi dunia, termasuk di bumi Eropa. Pertumbuhan dan populasi umat Islam semakin tak terbendung. Di Jerman misalnya, sebagaimana data dikutip republika.co.id dari Kementerian Dalam Negeri Jerman, Islam menjadi agama terbesar kedua di negara tersebut dengan jumlah penganut mencapai 4,7 juta orang atau sekitar 5,7 persen dari total populasi Jerman yang sebesar 83 juta jiwa. Muslim Suni menjadi yang terbesar dengan persentase sebesar 74,1 persen, disusul Alevi (12,7 persen), Syiah (7,1 persen), Ahmadiyah (1,7 persen), dan aliran lain-lain (4,4 persen).
Di Inggris, kini Islam menjadi agama terbesar kedua sebagaimana dikutip republika.co.id. Begitu juga di Kanada, dikutip situs merdeka.com, berdasarkan sensus oleh Badan Statistik Kanada, populasi Muslim melampaui agama-agama lain. Dan di dunia secara umum, berdasarkan riset yang dilakukan Pew Research Center pada tahun 2017 sebagaimana dikutip CNN Indonesia, Islam merupakan agama dengan dengan perkembangan paling pesat di dunia.
Maka inilah bukti bahwa Islam merupakan agama yang paling sesuai dengan fitrah manusia. Bahwa meskipun terus ditekan, namun Islam justru semakin berkembang dan menarik perhatian banyak manusia di atas muka bumi untuk mempelajarinya. Maka marilah kita mengingat ayat Allah SWT dalam Alquran Surah An-Nashr ayat 1-3 berikut ini: “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, Dan kamu melihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong. Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat”. Dan bagi kita muslim di Aceh, marilah kita ramaikan masjid-masjid sebagai tanda syukur kita menyaksikan perkembangan pesat agama yang kita anut ini. Jangan sampai Islam berkembang di Eropa meskipun muslimnya dalam tekanan, tapi kita yang tidak tertekan justru meninggalkan Islam dengan mengosongkan masjid-masjid kita. Wallahu a’lam bishshawab.
Penulis adalah Dosen UIN Ar-Raniry, Banda Aceh. Email abu.erbakan@gmail.com.