Wujud Keadilan Tuhan di Bulan Ramadhan
Wujud Keadilan Tuhan di Bulan Ramadhan Oleh Teuku Zulkhairi Alumnus Dayah Babussalam Matangkuli Aceh Utara. Dosen UIN Ar-Raniry...
https://jalanpertengahan.blogspot.com/2019/06/wujud-keadilan-tuhan-di-bulan-ramadhan.html
Wujud Keadilan Tuhan
di Bulan Ramadhan
Oleh Teuku Zulkhairi
Alumnus Dayah Babussalam Matangkuli Aceh Utara.
Dosen UIN Ar-Raniry, Banda Aceh.
Manusia diciptakan oleh Allah Swt dengan segala keterbatasan dan kelemahannya. Bahkan kata-kata manusia yang berasal dari kata-kata “insan” sendiri bermakna pelupa. Banyak penjelasan Alquran tentang kelemahan manusia. Selain diberikan akal, manusia juga diberikan hawa nafsu sehingga pada dirinya akan senantiasa terjadi “pertarungan” antara rayuan menuju jalan yang lurus atau jalan yang sesat.
Dalam keadaan manusia seperti ini, Allah Swt juga menghadirkan musuh yang sangat berat untuk dihadapi, yaitu syaithan. Alquran menjelaskan bahwa syaithan adalah musuh yang nyata bagi kita. Dia bekerja mempengaruhi anak adam (manusia) agar mengingkari Allah Swt dan tidak beribadah kepadaNya.
Syaithan sebagai kata-kata sifat bermakna “jauh (dari rahmat Allah)” merujuk kepada manusia maupun jin yang kafir. Pimpinan mereka adalah iblis yang berasal dari golongan jin. Iblis adalah makhluk Allah Swt yang pernah beribadah dengan tekun selama ribuan tahun lamanya. Dalam sejumlah riwayat dijelaskan, iblis ini memiliki pengetahuan yang luar biasa. Iblis bertindak dipercayakan menjadi pemimpin di syurga.
Ketika Allah Swt menciptakan Adam dan meminta kepada Jin dan Malaikat untuk sujud kepadanya, Iblis pun enggan dan sombong sehingga ia dikutuk oleh Allah Swt dan diusir dari syurga. Oleh karena itu, Iblis dendam kepada anak Adam dan meminta izin kepada Allah Swt untuk memperdaya anak adam. Allah Swt pun mengizinkan seraya Ia menegaskan bahwa Iblis tidak akan bisa memperdaya hamba-hambaNya yang ikhlas.
Jadi Iblis sebagai musuh bagi manusia adalah makhluk yang hebat, hanya saja ia sombong sehingga menjadi kafir dan dikutuk oleh Allah Swt. Dan ia bertekad akan memperdaya manusia agar menjauh dari jalan Islam dan mengikuti jalannya yang sesat. Maka Iblis memperdaya manusia dari depan dan belakang mereka. Dari kiri maupun kanan. Dari atas maupun bawah.
Dan usaha Iblis lewat bala tentaranya dari kalangan jin dan manusia untuk menipu umat manusia tidak akan pernah berhenti sampai hari kiamat oleh karena dendam kesumatnya kepada Adam. Iblis berjuang lewat berbagai jalur dan metodenya sehingga sebagian di antara manusia pun terbuai dengan tipuan syaithan. Bahkan pada tingkat memasuki tubuh manusia.
Maka manusia dalam hidupnya senantiasa dihadapkan dengan berbagai godaan dan tipuan duniawi. Jalan ke syurga diperlihatkan penuh duri, dan sementara jalan ke neraka dipenuhi keindahan dan kenikmatan. Sesuatu yang salah diperlihatkan sebagai kebenaran dan yang benar diperlihatkan sebagai kesalahan oleh Iblis sehingga pada akhirnya manusia pun terjebak dalam kubangan dosa-dosa. Dosa mata, dosa telinga, dosa lisan, dosa hati, dosa anggota badan, dosa-dosa pemikiran dan dosa-dosa lainnya yang hanya diketahui oleh Allah Swt dan sementara manusia tidak menyadarinya.
Bahkan kecuali Rasululah Saw, tidak ada manusia yang bisa terbebas dari dosa. Tidak ada manusia yang dapat memastikan dirinya terbebas dari dosa. Bahkan meyakini kita terbebas dari dosa adalah sebuah kesombongan, suatu sifat yang pernah menyebabkan Iblis menjadi kafir dan dikutuk serta diusir dari syurga.
Sebab memang sejak awal manusia diciptakan dalam keadaan yang lemah sehingga kapan saja ia dapat terjerumus dalam dosa yang ia sadari ataupun tidak. Akan halnya keadaan manusia yang seperti ini, dijelaskan dalam sala satu hadis riwayat Muslim yang berbunyi: “Seandainya kalian tidak berbuat dosa, niscaya Allah akan melenyapkan kalian, dan Dia pasti akan mendatangkan suatu kaum yang berbuat dosa, lalu mereka akan memohon ampun kepada Allah, lalu Dia akan mengampuni mereka”.
Dalam keadaan manusia dimana dia dengan mudah dapat terjerumus dalam dosa-dosa yang disadari atau tanpa disadarinya, maka Allah Swt sebagai Dzat yang Maha Adil menunjukkan keadilannya. Manusia pun diberikanNya berbagai rumusan hidup agar ia senantiasa dapat menghapus dosa-dosa yang telah dikerjakannya, seperti kita menghapus debu-debu di cermin. Subhanallah. Islam begitu sempurna. Maha benar Allah dengan segala FirmanNya.
Dan salah satu tanda keadilan Allah Swt adalah diberikannya kepada kita bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan ini adalah bulan pengampunan (maghfirah) dimana di bulan ini kita dapat berjuang agar dosa-dosa kembali ke titik nol. Dan itu bukanlah sesuatu yang mustahil sebab Allah adalah Zat Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Bahkan orang-orang yang mau menjalankan kewajiban puasa ramadhan beserta mengerjakan amal-amal lainnya sesuai tuntunan Islam maka dijanjikan akan menghapus dosa-dosanya dan iapun akan terbebas dari api neraka (‘itqumminannar).
Maka Rasulullah Saw bersabda dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim: “Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan ingin mendapatkan pahala, maka diampuni semua dosanya yang telah lewat”. Puasa Ramadhan yang dikerjakan seorang muslim akan menjadi sarana pengampunan dosa-dosa baginya. Sehingga dengan berpuasa dan mengerjakan amal-amal yang lain maka ia akan menjadi seperti bayi yang baru dilahirkan dari kandungan ibunya. Subhanallah.
Ketika di satu sisi Allah Swt mengirim kita musuh yang “sangat kuat” untuk kita hadapi, yaitu iblis dan bala tentaranya yang senantiasa berjuang untuk menipu umat manusia sehingga mereka menjadi pendosa, namun di sisi lain Allah Swt antara lain memberikan kita Bulan Ramadhan yang dapat menjadi sarana pengampunan bagi kita. Inilah di antara keadilan Allah Swt yang dapat dengan mudah kita rasakan di bulan suci ini.
Oleh sebab itu, bagi seorang muslim, sudah selayaknya betul-betul berpuasa dengan penuh keyakinan dan menjaga aturan-aturannya agar memperoleh janji Allah dan RasulNya, berupa pengampunan di bulan ramadhan. Maka di hadis yang lain kita juga diingatkan oleh Rasulullah bahwa kecelakaan bagi orang-orang yang menjumpai ramadhan akan tetapi dosanya tidak diampuni. Kenapa celaka?, karena ramadhan adalah kesempatan untuk menebus dosa-dosa walaupun itu sebesar langit dan bumi. Jika dosa kita tidak diampuni oleh Allah Swt, maka itulah kerugian yang sebesar-besarnya.
Sungguh, Allah Swt adalah Dzat yang maha Pengasih dan Penyayang. ia senantiasanya menyayangi hamba-hambaNya. Mari kita perhatikan hadis riwayat Imam Tirmidzi berikut ini: “Wahai bani Adam, sesungguhnya selama engkau masih berdoa dan berharap kepada-Ku, maka Aku akan mengampunimu semua dosa yang ada padamu dan Aku tidak akan peduli; Wahai bani Adam, seandainya dosa-dosamu mencapai langit, kemudian engkau memohon ampun kepada-Ku, Aku akan mengampunimu dan Aku tidak peduli; Wahai bani Adam, seandainya engkau datang kepada-Ku dengan membawa kesalahan seukuran bumi kemudian engkau datang menjumpai-Ku dalam keadaan tidak berbuat syirik atau menyekutukanKu dengan apapun juga, maka sungguh Aku akan datang kepadamu dengan membawa ampunan seukuran bumi juga. Subhanallah. Sungguh Allah Swt Maha Adil. Ia senantiasa mengasihi dan menyayangi hamba-hambaNya selama mereka mau mendekatkan diri mereka kepadaNya.
Oleh sebab itu, saudaraku, marilah kita memanfataakn ramadhan yang tinggal sebentar lagi. Belum tentu kita akan mendapati ramadhan tahun depan. Marilah kita rengkuh setiap peluang pengampunan yang tersedia di bulan Ramadhan. Banyaknya keutamaan ramadhan bahkan dengan makan sahur saja maka Allah dan para MalaikatNya akan bershalawat kepada kita.
Apalagi jika kita memenuhi ramadhan dengan senantiasa melakukan shalat malam, tilawah Alquran, berzikir, bershalawat, berdo’a dan beristighfar. Memberi makan orang berbuka puasa dan memberi kemudahan kepada kaum muslimin lainnya. Serta amalan-amalan lainnya. Semoga Allah Swt mengampuni dosa-dosa kita. Amiin ya Rabb. [email: abu.erbakan@gmail.com]