Memperkuat Iman Jelang Pilkada

Memperkuat Iman  Jelang Pilkada Oleh Teuku Zulkhairi Direktur Lembaga Studi Peradaban Islam AFSIC ( Aceh Forum for Study of I...

Memperkuat Iman Jelang Pilkada

Oleh Teuku Zulkhairi
Direktur Lembaga Studi Peradaban Islam AFSIC
(Aceh Forum for Study of Islamic Civilization)

Konsepsi Iman, Islam dan Ihsan adalah dimensi substansial Agama Islam yang harus diterjemahkan oleh seorang muslim dalam realitas kehidupan dan setiap dimensinya. Ketiganya bukanlah sebatas konsepsi teoritis yang memadai dengan hanya dihafal dan diulang poin-poinnya, tapi juga dituntut untuk diaplikasi secara praktis dalam realitas kehidupan di dunia. Ketiga konsepsi tersebut merupaksan satu kesatuan utuh yang tidak bisa dipisahkan. Pengabaian salah satu saja dari ketiganya akan merusak bangunan keislaman seseorang.

Iman adalah tentang perbedaan kita sebagai muslim dengan mereka yang diluar Islam. Konsepsi Iman sebagaimana kita ketahui terdiri dari enam poin besar: percaya kepada Allah, Malaikat, kitab-kitab, para Rasul, hari akhir (baca: kiamat) dan kepada Qadha dan Qadar. Hakikatnya, konsepsi iman ini mengajarkan seorang muslim untuk bukan hanya sekedar percaya, tapi juga perlu menjadikan keimanannya tersebut sebagai landasan pacu dan titik sentral untuk menuju perubahan kecil sampai perubahan besar dengan cara mengurangi dan menghilangkan pekerjaan yang melawan aturan Ilahiyah dan memperbanyak pekerjaan yang berorientasi pada kemaslahatan berdasarkan titah ilahiyah. Karenanya, kita diajarkan bahwa syarat sahnya iman seorang muslim, disamping mesti mengucapkan dengan lidah, juga perlu pembenaran dengan hati dan pembuktian dengan amal perbuatan.

Sementara Islam adalah sebuah bangunan yang terdiri dari lima pilar: mengucap dua kalimah syahadat, mendirikan shalat, membayar zakat, puasa di Bulan Ramadhan dan melaksanakan ibadah haji bagi yang mampu. Sementara itu, Ihsan mencakup keduanya. Ihsan memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari iman, dan iman memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari Islam. Tidaklah keislaman seseorang dianggap sah kecuali jika terdapat padanya iman, karena konsekuensi dari syahadat mencakup lahir dan batin. Demikian juga iman tidak sah kecuali ada Islam (dalam batas yang minimal), karena iman itu meliputi lahir dan batin.

Konsekuensi iman
            Menyegarkan kembali tentang pentingnya pengaplikasian konsepsi iman menuju Pilkada damai pada 2017 nanti adalah sebuah keniscayaan. Sebab, ketika seorang muslim mengatakan dirinya beriman kepada Allah, Rasul dan kitab-kitabNya, maka konsekuensinya adalah mestilah dia mengikuti segala perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya dimana aturan dan larangan tersebut telah jelas termaktub dalam kitab suci Alqur’an dan hadist-hadist Nabi Muhammad. Alqur’an dan hadist sesungguhnya telah jelas mengabari kepada kita tentang berbagai pedoman yang bisa membawa pribadi dan masyarakat kita sukses di dunia dan akhirat. Kedua petunjuk tersebut juga jelas memberikan peringatan kepada kita tentang larangan-larangan yang jika tetap dikerjakan maka akan membawa pelanggarnya dalam kesengsaraan di dunia dan akhirat.

Ketika seorang muslim beriman kepada para Malaikat, maka seharusnya dia juga percaya bahwa ada diantara Malaikat tersebut yang tugasnya mencatat amalnya, bukan hanya yang baik tapi juga yang buruk. Ada diantara Malaikat tersebut yang ditugaskan Allah untuk menyiksa dengan siksaan yang keras sejak di alam kubur mereka yang tidak melaksanakan perintah Allah dan tetap melanggar aturan-aturanNya. 

Ketika seorang muslim mengatakan dirinya beriman kepada adanya hari kiamat, maka seharusnya dia juga akan berusaha menambah timbangan amal kebaikannya serta akan berusaha sekuat mungkin menjauhi amalan buruk karena akan ada hari pembalasan kelak di akhirat. Begitu juga dengan iman kepada Qadha dan Qadar, dengan keimanan tersebut akan membawa kehidupan seorang muslim untuk ridha dan ikhlas atas segala keputusan dan ketetapan Allah, sembari itu ia akan berusaha untuk konsisten dalam kebaikan agar ia tidak tergelincir.

Demi damainya Pilkada
Bagi seorang muslim, kita harus yakin bahwa meskipun dunia diciptakan untuk kita, akan tetapi kita diciptakan untuk akhirat. Inilah suatu garis pembatas yang seharusnya dipahami betul sehingga tidak ada seorang pun yang berani melewati garis pembatas ini. Apapun yang dikerjakan di dunia akan memiliki konsekuensi abadi di akhirat nanti sehingga garis tersebut harus betul-betul menjadi pedoman dalam membentuk sebuah tatanan bermasyarakat dan bernegara yang aman, damai dan sentosa. Termasuk pedoman dalam mensukseskan Pilkada damai di Aceh. Semua yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam Pilkada seharusnya menjadikan Iman sebagai parameter dalam berfikir, bertindak atau dan memutuskan. Baik bagi para kontestan Pilkada tingkat propinsi dan kabupatan/kota, bagi para timses dan pendukung kandidat tertentu, aparatur negara dan para pemilih atau rakyat biasa.

            Kita yakin bahwa sikap para kontestan Pilkada di Aceh akan menentukan damai atau tidaknya prosesi Pilkada di Aceh. Secara adat duniawi, segala tindak-tanduk mereka akan menjadi kunci damainya Pilkada di Aceh. Jika mereka mengabaikan konsepsi iman dalam upayanya meraih kemenangan dalam Pilkada, dipastikan kehancuran akan melanda semua tatanan kehidupan. Pengaplikasian konsepsi Iman oleh para kandidat akan membantu para timses dan pendukung mereka untuk tetap berfikir, berbicara dan bertindak di jalur terhormat dalam upaya mereka memenangkan jagoannya.

Tidak akan terjadi intimidasi apalagi sampai bakar membakar, tidak akan ada black campaign, politik uang, fitnah dan adu domba antar sesama, apalagi jika faktanya semua kandiat pemimpin Aceh adalah muslim. Tidak akan ada pula yang merasa dirinya paling berhak menjadi penguasa di Aceh. Kenapa? Karena mereka yakin betul bahwa semua pekerjaan tersebut berlawanan dengan imanannya, sesuatu yang membedakannya sebagai muslim dengan non muslim.

Melakukan pekerjaan diluar koridor iman akan bermakna ia sedang mencoba melewati garis pembatas antara keimanan dan kekufuran. Pengaplikasian konsepsi iman ini juga akan membantu para pelaksana prosesi Pilkada untuk tetap bekerja di bawah koridor iman sehingga mereka akan tetap adil dan bijaksana dalam penyelesaian konflik-konflik Pilkada. Sementara bagi pemilih atau masyarakat biasa, konsepsi iman ini akan dijadikannya sebagai parameter dalam menilai para calon pemimpin mereka, siapa diantaranya yang paling dekat dengan Allah, paling dekat dengan karakteristik pemimpin yang digambarkan Islam yang bisa dibaca melalui sejarah perjalanan kepemimpinan Nabi Muhammad Saw, para sahabatnya dan ulama salaf.

Fastabiqul khairat
            Apa yang seharusnya dilakukan oleh siapa saja yang berhubungan dengan Pilkada di Aceh adalah berlomba-lomba dalam kebaikan (Fastabiqul khairat), bukan dalam keburukan. Tujuannya adalah mengembalikan politik menjadi “Industri Pemikiran”, bukan “Produsen Kekerasan”. Berlomba-lomba dalam kebaikan akan mendatangkan ridha Allah yang akan membuka jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Kesediaan para kontestan Pilkada, para timses dan pendukungnya untuk ber-fastabiqul khairat akan memberikan kedamaian bagi masyarakat karena memang pada dasaranya Pilkada itu sendiri bertujuan untuk melahirkan pemipin yang pro kepada masyarakat. Konsepsi fastabiqul khairat mengajarkan kepada kita untuk tidak menghalalkan segala cara dalam meraih tujuan, semuanya harus tetap dalam jalur kebaikan (khairat). Orang-orang yang berlomba dalam kebaikan tidak akan terjebak untuk melakukan pelanggaran sekecil apapun karena mereka sadar betul bahwa perlombaan diluar jalur kebaikan adalah perlombaan diluar garis Iman. Demikian tulisan ini saya buat untuk saling mengingatkan sesama Islam. Wallahu a’lam bishshawab.

Dimuat di Harian Serambi Indonesia edisi Jum'at, 14 Agustus 2015.

Related

Syari'at Islam di Aceh 6185013319235703329

Posting Komentar Default Comments

emo-but-icon

Terbaru

Pesan Buku Klik Gambar

AMP code

Gerakan Santri Aceh

Karya Tulis

Karya Tulis
Buku

Buku Syariat Islam Membangun Peradaban

Buku Syariat Islam Membangun Peradaban
Buku

Facebook 2

Populer Setiap Saat

Popular Minggu Ini

My Facebook

Comments

item