Yakinlah, Peradaban Kita Lebih Tinggi! (Renungan Tahun Baru Masehi) Tabloid Warta Kota, Tahun 2016 Oleh Teuku Zul...
https://jalanpertengahan.blogspot.com/2015/12/yakinlah-peradaban-kita-lebih-tinggi.html
Yakinlah, Peradaban
Kita Lebih Tinggi!
(Renungan Tahun Baru
Masehi)
Tabloid Warta Kota, Tahun 2016
Oleh Teuku Zulkhairi
“Islam itu tinggi
dan tidak ada yang mengalahkan ketinggiannya.”
[HR. Ad-Daruquthni]
Pro-kontra perayaan tahun baru Masehi oleh umat Islam yang terjadi saban tahun
di tengah-tengah masyarakat Muslim sebenarnya adalah bagian dari perwujudan
pertarungan antar peradaban, antara peradaban Islam yang tinggi dengan
peradaban lain yang rendah. Dalam pertarungan ini, terdapat sebagian umat Islam
masih silau dengan peradaban lain sehingga larut dalam perasaan rendah diri di
hadapan peradaban lain, khususnya peradaban Barat.
Sementara pada saat yang sama, sebagian umat Islam yang
lain telah muncul kesadaran tinggi di jiwa mereka dan mengalir dalam setiap
derap nadi dan nafas mereka bahwa peradaban Islam yang pernah terbenam dalam
konstalasi peradaban dunia sejak era imperialisme Barat terhadap dunia Islam
beberapa abad yang lalu kini sudah saatnya bangkit kembali di tangan generasi
muda Islam yang mencintai agamanya.
Kesadaran ini muncul berdasarkan fakta historis dan
landasan Islam memiliki segala bukti yang membuktikan hal tersebut.
Tercatat dalam sejarah bahwa Islam pernah memimpin dengan
sangat gemilang peradaban dunia saat Islam menjadi mercusuar dalam lapangan
ilmu dan peradaban di Andalusia. Sebelumnya Islam memimpin peradaban di era
khilafah Abbasiyah dan Bani Umayiah. Bahkan, Islam pernah berabad-abad memimpin
peradaban di era Turki Usmani yang luasnya meliputi Asia dan Eropa.
Ketika Islam memimpin peradaban, modal Islam akan menjadi
pegangan danrule model atau trend bagi masyarakat dunia. Kita masih
bisa melihat rekaman diYoutube pakaian istri raja Austria yang
bercadar. Kenapa bercadar? Karena saat itu peradaban dunia dipengaruhi oleh
peradaban Islam. Nah saat ini, seberapa besar usaha kita untuk mengembalikan
kejayaan masa lalu, sebesar itu pula peluang kembalinya peradaban kita.
“Maka mengapa mereka mencari agama yang lain selain agama Allah,
padahal apa yang ada dilangit dan di bumi berserah diri kepada-Nya, (baik)
dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada-Nya-lah mereka dikembalikan ?”
[Ali ‘Imran: 83]
Tahun Baru Masehi,
Bukan Peradaban Kita
Sesungguhnya tahun baru masehi tidak memiliki dasar dari peradaban kita. Bahkan
sejarah perayaan ini identik dengan kekufuran dan pengingkaran terhadap
keesaaan Allah Swt, pencipta alam dan seisinya. Darimana asal perayaan tahun
baru masehi ini? Syahdan, dahulu kala api dianggap sebagai
"Tuhan" oleh kaum Majusi/Zaroaster.
Mereka beribadah saat Matahari terbit, saat Matahari tegak
di atas kepala dan saat matahari terbenam (Islam kemudian mengharamkan kita
shalat sunat pada waktu-waktu ini krn akan menyerupai ibadah kaum Majusi).
Selanjutnya, Kaum Pagan Romawi kuno juga menyembah matahari dan merayakan
kelahiran dewa matahari ini pada 1 Januari dengan berbagai pesta pora (persis
seperti sekarang). Hari mereka merayakan kelahiran dewa matahari ini ditetapkan
dari Hari kelahiran dewa Janus (Januari).
Waktu terus berjalan, para pendeta Kristen kemudian
mengasimilasikan ajaran Kristen versi mereka ke dalam kepercayaan Pagan agar
masyarakat pagan Romawi kuno saat itu bisa menerima Kristen. Akhirnya, 1
Januari pun mereka perkenalkan juga sebagai tahun baru Masehi (Yesus).
Jadi, bisa dikatakan, Perayaan 1 Masehi atau 1 Januari ini adalah Mitos musyrik
kaum Majusi dan Romawi kuno yang Diadopsi Gereja.
Masa terus berlalu, kepercayaan ini pun kian mendunia.
Terlebih lagi, saat Kaum Imperialis Barat menjajah dunia Islam pasca
diruntuhkannya Kekhalifahan Islam Turki Usmani oleh Mustafa Kamal Attaturk. Di
bawah penjajah kaum Kapitalis seperti Inggris, Belanda, Prancis, Italia dan
sebagainya, peradaban Islam dalam masyarakat Muslim yang terjajah perlahan-lahan
meredup.
Simbol-simbol Islam diganti dengan simbol baru yang
diperkenalkan penjajah, seperti penanggalan Islam (Hijriah) yang digantikan
dengan Penanggalan Masehi.
Oleh sebab lamanya penjajahan yang dialami umat Islam di
berbagai negara, tidak sedikit generasi mudanya yang tidak paham sejarah masa
lalunya, sejarah gemilang peradaban Islam di panggung dunia. Apalagi, tidak
sedikit Manuskrip Islam dibakar dan atau dicuri kaum penjajah, diangkut ke
Belanda dan sebagainya agar umat Islam putus dengan sejarah kebesaran masa lalu
pendahulunya.
Munculnya Kesadaran
Sebagai Peradaban Besar
Dewasa ini, masyarakat Muslim yang sadar kemudian bergerak.
Seruan untuk kembali ke jalan Islam dalam berbaga tatanan kehidupan umat Islam
terus bergema di seantaro dunia. Termasuk, seruan untuk kembali ke penanggalan
Islam, Kalender Hijriah agar umat Islam lepas total dari tradisi musyrik kaum
Pagan. Sebab, Rasulullah telah secara tegas melarang umat Islam dari menyerupai
dengan kaum Kafir.
Mungkin, masih ada umat Islam yang akan rayakan Tahun Baru
Masehi, tentu saja saudaraku. Inilah tugas para da'i, juru dakwah dan aktivis
Islam. Peluk mereka, sampaikan, "sudah saatnya segala tradisi kaum Musyrik
ini kita tinggalkan".
Allah Swt berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, masuklah
kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya. Dan janganlah kamu turut
langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu,” (QS
al-Baqarah: 208). Wallahu a'lam bishshawab.