Alquran Menyatukan Umat Islam (Hikmah Aksi 212)
Oleh Teuku Zulkhairi Tidak ada yang bisa menyatukan umat Islam selain Alquran. Itulah kesimpulan paling berlasan untuk meni...
https://jalanpertengahan.blogspot.com/2017/04/alquran-menyatukan-umat-islam-hikmah.html
Oleh Teuku Zulkhairi
Tidak ada yang bisa menyatukan umat Islam selain Alquran.
Itulah kesimpulan paling berlasan untuk menilai aksi bela Islam 212 di Jakarta
yang diikuti umat Islam dari seluruh Indonesia. Beberapa pihak mengatakan, aksi
tersebut adalah yang terbesar semenjak lahirnya Republik Indonesia. Belum
pernah ada aksi serupa sebelumnya yang mampu menghadirkan jumlah massa yang
begitu banyak. Alquran menjadi magnet yang menyatukan umat Islam dari apapun
latar belakang kelompoknya. Sebelum aksi tersebut, beberapa kawan penulis
membicarakan rencananya mengikuti aksi bela Islam 212 ke Jakarta. Beberapa di
antaranya penulis ketahui menghutang disana-sini untuk membeli tiket pesawat.
“Apakah kita rela tidak menjadi bagian dari umat Islam yang membela Alquran
saat dinista?”, kata seorang teman penulis menjelaskan motivasinya mengikuti
aksi 212 ke Jakarta.
Di media online dan sosial media, kita juga dapati kabar peserta
aksi 212 dari Ciamis yang berjalan kaki menuju Jakarta. Di jalanan mereka
disambut penuh haru oleh masyarakat. Sebagian yang lain tetap mengikuti aksi
meksipun dicegah dengan berbagai cara. Menakjubkan. Kesadaran untuk membela
Alquran yang dinista oleh Ahok akhirnya menghimpun umat Islam dari berbagai
kalangan menjadi lautan massa di Jakarta. Beberapa foto dari udara menunjukkan,
massa bukan hanya membludak di Monumen Nasional (Monas), namun juga memenuhi hingga
ke Patung Kuda, Cempaka Putih, dan seterusnya.
Namun, selalu ada alasan kalangan tertentu untuk nyinyir
menyikapi aksi-aksi yang dilakukan oleh umat Islam, mulai dari tuduhan
“ditunggangi pihak tertentu”, “dibayar”, “ditunggangi Islam radikal” dan
sebagianya. Bahkan kemudian terdapat sebagian pihak yang secara konsisten
mencoba meyakinkan publik bahwa peserta aksi tidak terlalu banyak, meskipun
foto-foto di media sangat jelas menunjukkan adanya lautan manusia peserta aksi
212 di Jakarta. Tujuannya tidak lain adalah untuk melemahkan semangat umat
Islam dalam membela Alquran. Begitulah mereka mencoba menutupi kebenaran.
Namun, kebenaran akan tetap terlihat meskipun ditutup-tutupi. Allah Swt
berfirman: “Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut
(ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan
cahayanya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai” (QS. At
Taubah 32).
Apa
yang luar biasa dari aksi 212 tersebut bukan hanya tentang bagaimana umat Islam
bisa bersatu, tapi juga aksi yang berlangsung dengan cara sangat Islami. Umat
Islam tentu sangat marah dengan penistaan agama oleh yang dilakukan oleh Ahok,
namun kemarahan itu mampu mereka tunjukkan dengan wajah Islam yang ramah.
Artinya, umat Islam di Indonesia sangat semangat dan tegas membela Islam, namun
mereka tetap santun dan damai. Baik massa aksi, maupun para tokoh umat Islam. Bahkan,
KH Abdullah Gymnastiar memungut sampah agar lokasi aksi tetap bersih.
Oleh sebab itu, aksi 212 tersebut telah menunjukkan
bagaimana kelas umat Islam Indonesia kepada dunia. Di dalam negeri, hampir
semua headline media memuji aksi tersebut sebagai aksi yang damai. Di
Aceh, Harian Serambi Indonesia memberi judul headline: “Aksi 212 Sangat
Islami”. Beberapa media nasional juga
memberi judul headline exellant surprise untuk aksi 212 tersebut. Tidak diragukan
lagi bahwa aksi santun seperti ini memang telah berada di level yang fenomenal
dan mengagumkan sebagaimana penulis ulas di rubrik opini Harian Republika
dengan judul “Demo Level Peradaban”, Sabtu (3/12).
Melanjutkan persatuan
Namun, tantangan berikutnya adalah bagaimana melanjutkan
persatuan umat Islam. Persatuan adalah hal yang begitu ditekankan dalam
Alquran. Sebab, dengan persatuan lah berbagai tantangan yang dihadapi oleh umat
Islam bisa diselesaikan. Kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok memberi
kita pelajaran, bahwa umat Islam bisa bersatu. Dan ketika umat Islam bersatu,
suara umat Islam akan didengar dan akan menggetarkan musuh-musuh Islam dan kaum
munafik. Allah Swt berfirman: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama)
Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah
kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang
yang bersaudara” (QS Ali Imran:103).
Sangat jelas Allah Swt meminta umat Islam untuk bersatu,
dan melarangnya dari bercerai berai. Ibarat sapu lidi yang jika disatukan akan
bisa menyapu debu-debu dan kotoran. Begitu juga persatuan umat Islam, merupakan
kekuatan untuk menghadang segala upaya memecah belah bangsa yang dilakukan
musuh-musuh negara dan agama.
Panglima TNI, Gatot Nurmantyo di acara ILC TV One bulan
lalu dengan sangat jelas memaparkan tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia
berupa upaya pihak-pihak asing untuk menguasai kekayaan alam negeri ini. Dalam paparannya,
Panglima TNI menjelaskan peta tantangan bangsa Indonesia saat ini. selain persoalan wilayah Laut Cina Selatan, Tiongkok
yang memberikan potensi konflik dengan ketidakmauannya diatur dalam Zona
Lautan, juga dijelaskan cara Tiongkok menggunakan perang candu untuk memisahkan
Hongkong dan Taiwan. Dan Indonesia, 2 juta atau 5% penduduk Indonesia telah
positif terkena Narkoba.
Sungguh merupakan tantangan yang sangat serius dihadapi
oleh bangsa Indonesia, bahwa jika Narkoba telah merusak generasi muda bangsa
ini, maka apa yang bisa diharapkan bangsa ini di masa depan selain hanya
kehancuran? Apalagi, bermacam cara Narkoba dimasukkan dari Cina ke Indonesia,
termasuk melalui pipa-pipa beton (Tribunnews.com, Selasa, 14 Juni 2016)
yang semua itu adalah untuk menghancurkan bangsa ini. Sungguh, tantangan berat
yang sangat membutuhkan adanya persatuan dan kesatuan umat Islam untuk
menghadapinya. Apalagi, adanya penyusupan kepentingan asing dalam internal
bangsa Indonesia juga sudah menjadi rahasia umum. Kepentingan pemodal asing
menjadi lebih diutamakan sehingga nasib pribumi kian terpnggirkan. Inilah
kondisi terkini yang dihadapi bangsa Indonesia.
Terkait Ahok yang telah ditetapkan sebagai tersangka
penistaan agama, pada suatu ketika Amin Rais mengatakan; “"Dia (Ahok)
hanya menyembah konglomerat pemodal, orang kecil itu ditendang dan dihina. Dalam
sejarah tidak ada orang sombong menang. Jadi kita sama-sama lawan dajal ini.
Karena dia pro pemodal asing dan aseng," kata Amien Rais, tempo.co,
(18/9/2016). Begitulah cara Amin Rais menjelaskan kepada bangsa ini tentang
adanya pihak-pihak yang menjadi “pelayan” atas kepentingan asing. Adanya upaya “menjajah”
bangsa Indonesia oleh pihak asing bahkan sampai pada tahap pengibaran bendera China
di Maluku Utara yang semakin menegaskan adanya ancaman terhadap kedaulatan Republik
Indonesia, (Sindonews, 28/11/2016).
Terkait dengan perintah agar umat Islam bersatu dalam surat
Ali Imran ayat 103 di atas, Imam Al-Qurthubi menjelaskan tafsir ayat ini, “Sesungguhnya
Allah Swt memerintahkan persatuan dan melarang dari perpecahan. Karena bahwasanya
perpecahan merupakan kebinasaan dan persatuan (jama’ah) merupakan keselamatan.”
(Al
Jami’ Li Ahkamil Qur’an 4/159). Pentingnya persatuan ini juga
diterjemahkan Buya Hamka dalam lagu “Panggilan Jihad” yang menyerukan persatuan
bagi para pemimpin Islam dimana pun berada. Salah satu bait lirik lagu yang dikabarkan
dahulu kerap diputar Radio Republik Indonesia (RRI) setiap kali santapan rohani
usai shalat Subuh saat itu berbunyi: “Putera puteri Islam harapan agama. Majulah
serentak genggamkan persatuan, kalam Tuhan Mari kita memuji mari kita memuja. Peganglah
persatuan, kalam Tuhan.
Bait lainnya berbunyi: Kalam suci menyentuh kalbu berjuang.
Maju serentak mencapai kemenangan. Untuk negara, bangsa dan keadilan, pangilan
jihad hidupkan. Pada bait lain berbunyi: “ Kalam ilahi menutut persatuan, Perpecahan
meruntuhkan kekuatan, pertikaian menguntungkan musuh Tuhan. Hanya iman
tauhid dapat menyatukan, tuntutan agama menjadi tujuan”. Akhir kita, harapan
kita, di hadapan segudang tantangan yang dihadapi bangsa ini, semoga umat Islam
terus bersatu. Wallahu a’lam bishshawab.
Penulis adalah Sekjend
PW Bakomubin Prov. Aceh.
Foto: internet