Keutamaan Seorang Ayah
Keutamaan Seorang Ayah Oleh Dr. Teuku Zulkhari, MA Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN A-Raniry. Banda Aceh Ayah dari empa...
https://jalanpertengahan.blogspot.com/2020/05/keutamaan-seorang-ayah.html
Keutamaan Seorang Ayah
Oleh Dr. Teuku Zulkhari, MA
Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN A-Raniry. Banda Aceh
Ayah dari empat putra dan dua putri.
Dimuat di Harian Serambi Indonesia, 8 Mei 2020
Kaum laki-laki jika diizinkan oleh Allah Swt pasti akan menjadi seorang ayah. Dan kemudian akan menghadapi hari-hari yang seringkali tidak mudah. Tidak mudah karena selain harus memenuhi kebutuhan nafkah bagi anak dan istri di satu sisi, juga beratnya pertanggungjawaban di akhirat kelak di sisi lainnya. Para ayah akan ditanyai tentang tanggung jawabnya dalam mendidik anak-anak dan istrinya. Dosa-dosa anak dan istri akan ikut ditanggung sang ayah jika ia gagal menjalankan kewajibannya sebagai ayah, sebagai pemimpin dalam keluarganya.
Apalagi, kita para ayah yang hidup di akhir zaman. Mendidik anak-anak betul-betul pekerjaan berat, karena banyaknya pengaruh buruk dari luar yang senantiasa mengincar keluarga kita, anak-anak kita. Baik yang datang dari lingkungan maupun dari kemajuan teknologi.
Dalam konteks ini, Islam betul-betul memahami perjuangan sang ayah untuk menafkahi keluarganya dan mendidik anak-anaknya. Maka Islam menjanjikan syurga bagi parah ayah yang menafkahi dan mendidik anak-anaknya. Sebab, pendidikan terbaik dari sang ayah akan lahirlah generasi terbaik yang dicita-citakan Islam. Alquran menceritakan kisah Lukmanul Hakim yang mendidik anak-anaknya, menandakan bahwa Islam sangat mentitikberatkan peran dan tanggung jawab ayah dalam mendidik anak-anaknya dan memenuhi kebutuhannya. Jadi Islam bukan hanya memberikan penjelasan bahwa seorang Ibu adalah “madrasah yang pertama” bagi anaknya. Tapi juga memberikan penjelasan tentang tugas ayah dalam mendidik anak-anaknya serta keutamaan para ayah.
Dan oleh sebab itu, maka Islam memberikan motivasi kepada para ayah. Agar letih dan lelah dalam mendidik anak dan menafkahi keluarganya dapat dijalani dengan penuh pengharapan dan semangat. Sungguh, para ayah yang mendidik anak-anaknya sangat mulia di hadapan Allah Swt. Bahwa menjadi seorang ayah memiliki peluang meraih syurga. Menjadi seorang ayah juga dapat menghapus dosa-dosa kita.
Maka suatu saat Rasulullah Saw menjanjikan, "Sesunggguhnya di antara dosa-dosa itu ada yang tidak dapat terhapus dengan puasa dan shalat. Para sahabat bertanya, apakah yang dapat menghapusnya wahai Rasulullah? Beliau menjawab: "bersusah payah mencari nafkah". Hadis ini menjelaskan bahwa seorang ayah yang mencari nafkah untuk keluarganya akan menjadi sarana pengampunan atas dosa-dosannya. Sungguh Islam ini adalah agama yang indah. Menunjukkan bahwa Allah Swt adalah zat Yang Maha Pengasih dan Maha Penayang. Benar-benar bahwa pintu keampunan Allah Swt itu adalah seluas langit dan bumi.
Bayangkan, bahwa begitu banyak para ayah muslim yang mendidik anak-anaknya dan bekerja keras memenuhi kebutuhan nafkah keluarga. Dan dengan demikian maka insya Allah kerja mereka mencari nafkah ini akan menjadi sarana pengampunan baginya. Itu betul-betul motivasi utama dari Rasulullah Saw untuk para ayah. Agar para ayah senantiasa bersemangat mencari nafkah yang halal, karena dengan jalan itu maka dosa-dosanya akan diampuni oleh Allah Swt sehingga pintu syurga akan terbuka baginya.
Rasulullah Saw juga mempertegas kabar gembira tentang keampunan dosa bagi apara ayah ini, untuk kita semuanya insya Allah. Dalam suatu hadis beliau bersabda: "Barangsiapa pada waktu malam hari merasakan kelelahan dari upaya kerja keras tangannya (mencari nafkah) di siang hari, maka pada malam itu ia akan diampuni oleh Allah Swt".
Maka siapa para ayah yang tidak lelah di malam hari setelah bekerja keras dari pagi sampai sore? Tentu para ayah semua merasakan kelelahan ini. Maka ketika kita merasakan kelelahan ini, marilah kita mengingat janji Rasulullah Saw ini, bahwa lelah ini, bahwa setiap tetes keringat kita untuk mencari nafkah untuk keluarga niscaya akan menghapus dosa-dosa kita insya Allah.
Di hadis lain Rasulullah Saw kembali memberikan kabar gembira dan motivasi kepada kita, bahwa: "Tidaklah seorang muslim yang memiliki dua anak perempuan, lalu ia memperlakukan keduanya dengan baik, melainkan kedua (anak perempuan)nya akan memasukkannya ke dalam syurga”. Jadi seandainya para ayah memiliki dua anak perempuan, maka jalan menuju syurga semakin dekat.
Tapi itu tadi, dengan syarat ia memperlakukan kedua anak perempuan dengan cara bagaimana Islam mengharapkannya. Islam mengajarkan bahwa seorang ayah harus mendidik anak-anaknya, menjaganya agar tidak terjerumus dalam limbah dosa dan maksiat. Karena jika seorang ayah tidak mau menjaga anak perempuannya dari hal-hal tercela seperti membuka aurat, pacaran dan sebagainya, maka anaknya yang jika berbuat dosa ini akan ikut menyeret orang tua ke dalam neraka di akhirat kelak.
Oleh sebab itu, Islam menekankan agar para orang tua, khususnya para ayah betul-betul mengayomi anak-anaknya, apalagi anak perempuan. Para ayah harus benar-benar dapat menjadi lelaki ideal di hadapan anak-anaknya, yaitu lelaki teladan yang senantiasa dekat kepada Allah Swt dan mengerjakan kewajiban-kewajibannya sebagai sang ayah untuk membina dan mendidik anak-anaknya dengan penuh kasih sayang. Apa yang harus dilakukan seorang ayah dalam mendidik anak-anaknya? Dalam kisah Lukmanul Hakim, setidaknya sosok ayah teladan yang diabadikan Alquran ini memberikan 10 nasehat utama bagi anak-anaknya. Lukmanul Hakim menasehati anaknya untuk bersyukurlah kepada Allah Swt. Janganlah menyekutukan Allah Swt dengan sesuatu apapun. Berbuat baiklah kepada Ibu dan Ayahmu. Lakukanlah kebaikan sekecil adapun. Dirikanlah shalat. Ajaklah orang lain kepada kebaikan dan cegahlah kemungkaran. Sabarlah ketika ditimpa musibah. Janganlah sombong dan angkuh. Sederhanalah dalam hidupmu dan lembutkanlah suaramu (saat berbicara).
Pendidikan seperti inilah yang hendaknya ditanamkan para ayah kepada anak-anaknya. Dewasa ini, pendidikan keluarga muslim tidak jarang bermasalah. Para ayah kadangkala melupakan kewajibannya mendidik dan mengontrol anak-anaknya. Bahkan tidak jarang ada ayah muslim yang menganiaya anak-anaknya. Tidak jarang juga ada ayah muslim yang melupakan tanggung jawabnya untuk mengontrol anak-anaknya. Anak-anaknya pergi ke sekolah, kuliah dan seterusnnya yang di sana pergaulan mereka lepas kendali sehingga sangat banyak anak muslim yang terjerumus dalam pergaulan bebas, narkoba dan kerusakan lainnya.
Maka sepantasnya bagi para ayah untuk memahami penjelasan seperti ini dan menjadikan fokus utamanya. Kita berharap bahwa anak-anak kita dapat mengantarkan kita ke syurga. Maka tidak ada jalan lain, kecuali mendidik mereka di jalan Islam. Dalam hadis yang lain, Rasulullah Saw juga memberi kabar: "Barangsiapa mempunyai tiga anak perempuan yang ia lindungi, ia cukupi dan sayangi, niscaya ia akan masuk syurga. Dan juga dua orang wahai Rasulullah? Beliau menjawab, "dan juga dua orang".
Kenapa anak perempuan yang disebutkan oleh Rasulullah Saw? Karena anak perempuan adalah anak-anak yang secara fisik mereka lebih lemah daripada anak laki-laki. Maka mereka harus mendapatkan perhatian yang cukup berupa perlindungan dan kasih sayang. Lebih dari itu, di awal kerasulannya Rasulullah Saw menghadapi masyarakat Arab Jahiliyah yang membenci anak perempuan. Anak perempuan dianggap sebagai aib bagi keluarga sehingga masyarakat Arab jahiliyah menguburkan anak perempuannya hidup-hidup karena anggapan seorang anak perempuan itu lemah dan tidak mampu membantu orang tuanya bekerja mencari uang.
Maka kehadiran Islam yang dibawa oleh Rasulullah Saw melawan semua praktik kotor masyarakat jahiliyah ini. Islam yang dibawa oleh Rasulullah Saw mengangkat derajat anak-anak muslimah di satu sisi, serta menjanjikan syurga bagi para ayah yang mendidik mereka di sisi lainnya. Semoga kita semua menjadi para ayah yang dijanjikan syurga oleh Rasulullah Saw. Amiin ya Rabb. Wallahu a’lam bishshawab. [teuku.zulkhairi@ar-raniry.ac. id]