Kebersihan Kota Adalah Fondasi Peradaban
Oleh Teuku Zulkhairi Salah satu cerita tentang peradaban bangsa-bangsa Barat yang sering kita dengar hari ini adalah kemampuan mereka...
https://jalanpertengahan.blogspot.com/2016/07/kebersihan-kota-adalah-fondasi-peradaban_26.html
Oleh
Teuku Zulkhairi
Salah
satu cerita tentang peradaban bangsa-bangsa Barat yang sering kita dengar hari
ini adalah kemampuan mereka dalam menata kebersihan kota, sekaligus menjadikan
kota yang teratur. Cerita dan fakta tentang ini bukan saja memperteguh dominasi
peradaban mereka dalam berbagai dimensi kehidupan, namun juga menegaskan bahwa
kebersihan dan keteraturan kota merupakan bagian penting dari cita rasa dan
nilai peradaban mereka. Kemampuan mereka dalam membuat kebersihan dan
keteraturan kota, bagi sebagian muslim akan menjadikan mereka semakin mencintai
dan “tergila-gila” pada peradaban Barat, bahkan pada apa saja yang datang dari
Barat.
Itulah
pentingnya nilai-nilai sebuah peradaban menyentuh semua dimensi kebutuhan dan
aturan hidup manusia, sebab peradaban itu akan mempengaruhi cara orang lain
memandang kita sebagai bangsa muslim dan juga bagaimana mereka memposisikan
kita. Bayangkan kalau kita bangsa muslim yang seperti ini, pasti juga akan
lebih banyak lagi penduduk bumi “tergila-gila” pada Islam dan peradabannya.
Saya
membaca sejarah Kota Istanbul modern dari beberapa artikel, serta kemudian
sempat melihat sendiri sebagai pembuktian. Dikisahkan, sejak sistem sekuler
mulai djadikan sebagai ideologi negara Turki yang menjadikan negara besar
tersebut sebagai pesakitan (the sick man) di Eropa, Istanbul adalah kota yang
sangat jorok, sampah berserakan dimana-mana. Selain itu, tata ruang dan jalur
transportasi sangat kacau.
Setelah
Receb Thayeb Erdogan menjadi walikota Istanbul, selain mampu menyelesaikan
persoalan air bersih, Istanbul kemudian juga berhasil disulapnya menjadi kota
yang sangat bersih dan indah yang bukti tentang ini bisa disaksikan oleh
siapapun. Tidak ada lagi sampah berserakan di dalam kota. Alhasil, bagi pribadi
Erdogan dan partainya, keberhasilan ini membuahkan kepercayaan besar dari
rakyatnya. Ya, atas dasar keberhasilan ini - salah satunya - sehingga membuat
partainya tiga kali memenangi Pemilu di Turki, mengalahkan partai-partai mapan
lainnya.
Tentu
saja, keberhasilan Erdogan membuat Istanbul menjadi kota bersih dan teratur
mempengaruhi penilaian orang terhadap kemampuannya dan kapabilitas partainya.
Selain pengaruh dan efek positif bagi kredibilitas pribadi Erdogan dan nama
baik partaianya, setelah Istanbul menjadi kota bersih dan teratur, kota bersejarah
ini secara bertahap menjadi tujuan favorit para turis mancanegara, sesuatu yang
kemudian menambah devisa negara. Saya yakin, se alim apapun Erdogan, sebaik
apapun jiwa sosialnya, setinggi apapun perhatiannya atas dunia Islam, jika
Erdogan tidak mampu membuktikan dirinya mampu mengelola sebuah kota, maka
masyarakat tidak akan mempercayainya pemerintahannya dan juga partainya.
Bukankah
integritas (satu kata dan perbuatan) adalah hal yang sangat fundamental dalam
bagaimana kita menilai orang lain, atau juga bagaimana orang lain menilai kita?
Bahkan,
di sisi lain, keberhasilan Erdogan sebagai seorang Islamis dalam menata
Istanbul saat menjadi walikotanya, membuat posisi Islam sebagai agama yang
menaruh perhatian besar dalam persoalan kebersihan kota menjadi sesuatu yang
terbaca sangat baik di mata masyarakat dunia, khususnya penduduk Eropa. Inilah
sebenarnya keuntungan terbesar ketika seorang muslim mampu menaruh perhatian
besar dalam urusan kebersihan.
Ada
sebuah ungkapan yang menyebut, “Al Islam Mahjubon bl Muslimin”, yaitu bahwa
“(keindahan) Islam tertutupi oleh perilaku muslim”. Ungkapan ini menegaskan
bahwa banyak keindahan sistem Islam yang tidak bisa diperlihatkan kepada
penduduk dunia oleh karena tertutupi perilaku muslimnya. Maka pengertian
terbalik dari ungkapan ini, misalnya bisa kita pahami, bahwa “(keindahan) Islam
akan bisa terlihat pada perilaku muslimnya”, dalam bahasa Arabnya yaitu “Al
Islam Maksyufon bil Muslimin”. Salah satunya akan terlihat jika kita bisa
menghadirkan kebersihan dalam rumah kita dan kota tempat kita tinggali.
Sebagai
muslim, kita paham bahwa Islam betul-betul menaruh perhatian yang sangat besar
dalam persoalan kebersihan, di samping persoalan lainnya seperti urusan air
bersih. Islam menegaskan kepada kita bahwa “Kebersihan adalah sebagian dari
iman”. Bayangkan, iman adalah sebuah bahasan besar, membedakan antara muslim
dan non muslim - menentukan ke syurga atau ke neraka kah tempat kita kembali -
namun ternyata sebagian dari persoalan Iman itu adalah berkait erat dengan
kebersihan. Itu artinya, jangan bicara iman kalau tidak bersih. Jangan bicara
kota Syari’at jika sampah masih berserakan dimana-mana.
“Kebersihan
Kota Terlihat dari Perilaku Muslimnya”
Pada
titik ini, kita patut bersyukur bahwa Pemko Banda Aceh telah berhasil kembali
meraih penghargaan Adipura, yang diberikan pemerintah pusat atas keberhasilan
pemerintahnya dalam menata kebersihan kota.
Itu
artinya bahwa pemerintah Kota Banda Aceh dalam masalah kebersihan kota sudah
bisa disebut berintegritas, yaitu adannya kesesuaian antara perkataan dan
perbuatan – oleh karena sebagaimana kita bicarakan di atas, bahwa jangan bicara
syari’at jika kota masih kotor oleh karena kebersihan sebagian dari iman. Maka
sekarang kita akan mengatakan dan bahkan mendesak Pemko Banda Aceh, untuk
“teruskan bekerja dan berbicara syari’at, khususnya dalam persoalan menata
kebersihan kota”.
Bagi
kita warga kota Banda Aceh, saya yakin bahwa kita sepakat untuk terus mendorong
pemerintah agar membuat kota kita menjadi semakin bersih. Dorongan itu akan
dibuktikan dengan peran dan tanggung jawab pribadi dan juga keluarga atau
komunitas kita untuk menjaga lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan
sehingga akan membuat parit-parit kita tersumbat yang bisa membuat air hujan
tertahan di musim hujan.
Jadi,
kalaborasi antara “kerja Pemko Banda Aceh di satu sisi dalam membuat kota
semakin bersih” dan “melaksanakan tanggung jawab kita di sisi lainnya dalam
menjaga lingkungan kita” insya Allah akan menjadi kekuatan besar dalam
membangun peradaban, khususnya bidang kebersihan kota. Dengan begini, kelak
kita akan mendengar ungkapan baru, seperti saya tulis di atas, ”(Keindahan)
Islam akan terlihat pada perilaku muslimnya”, atau “Al Islam Maksyufon bil
Muslimin”. Insya Allah.