Kebersihan Kota Adalah Fondasi Peradaban

Oleh Teuku Zulkhairi Salah satu cerita tentang peradaban bangsa-bangsa Barat yang sering kita dengar hari ini adalah kemampuan mereka...

Oleh Teuku Zulkhairi

Salah satu cerita tentang peradaban bangsa-bangsa Barat yang sering kita dengar hari ini adalah kemampuan mereka dalam menata kebersihan kota, sekaligus menjadikan kota yang teratur. Cerita dan fakta tentang ini bukan saja memperteguh dominasi peradaban mereka dalam berbagai dimensi kehidupan, namun juga menegaskan bahwa kebersihan dan keteraturan kota merupakan bagian penting dari cita rasa dan nilai peradaban mereka. Kemampuan mereka dalam membuat kebersihan dan keteraturan kota, bagi sebagian muslim akan menjadikan mereka semakin mencintai dan “tergila-gila” pada peradaban Barat, bahkan pada apa saja yang datang dari Barat.

Itulah pentingnya nilai-nilai sebuah peradaban menyentuh semua dimensi kebutuhan dan aturan hidup manusia, sebab peradaban itu akan mempengaruhi cara orang lain memandang kita sebagai bangsa muslim dan juga bagaimana mereka memposisikan kita. Bayangkan kalau kita bangsa muslim yang seperti ini, pasti juga akan lebih banyak lagi penduduk bumi “tergila-gila” pada Islam dan peradabannya.

Saya membaca sejarah Kota Istanbul modern dari beberapa artikel, serta kemudian sempat melihat sendiri sebagai pembuktian. Dikisahkan, sejak sistem sekuler mulai djadikan sebagai ideologi negara Turki yang menjadikan negara besar tersebut sebagai pesakitan (the sick man) di Eropa, Istanbul adalah kota yang sangat jorok, sampah berserakan dimana-mana. Selain itu, tata ruang dan jalur transportasi sangat kacau.

Setelah Receb Thayeb Erdogan menjadi walikota Istanbul, selain mampu menyelesaikan persoalan air bersih, Istanbul kemudian juga berhasil disulapnya menjadi kota yang sangat bersih dan indah yang bukti tentang ini bisa disaksikan oleh siapapun. Tidak ada lagi sampah berserakan di dalam kota. Alhasil, bagi pribadi Erdogan dan partainya, keberhasilan ini membuahkan kepercayaan besar dari rakyatnya. Ya, atas dasar keberhasilan ini - salah satunya - sehingga membuat partainya tiga kali memenangi Pemilu di Turki, mengalahkan partai-partai mapan lainnya.

Tentu saja, keberhasilan Erdogan membuat Istanbul menjadi kota bersih dan teratur mempengaruhi penilaian orang terhadap kemampuannya dan kapabilitas partainya. Selain pengaruh dan efek positif bagi kredibilitas pribadi Erdogan dan nama baik partaianya, setelah Istanbul menjadi kota bersih dan teratur, kota bersejarah ini secara bertahap menjadi tujuan favorit para turis mancanegara, sesuatu yang kemudian menambah devisa negara. Saya yakin, se alim apapun Erdogan, sebaik apapun jiwa sosialnya, setinggi apapun perhatiannya atas dunia Islam, jika Erdogan tidak mampu membuktikan dirinya mampu mengelola sebuah kota, maka masyarakat tidak akan mempercayainya pemerintahannya dan juga partainya.

Bukankah integritas (satu kata dan perbuatan) adalah hal yang sangat fundamental dalam bagaimana kita menilai orang lain, atau juga bagaimana orang lain menilai kita?

Bahkan, di sisi lain, keberhasilan Erdogan sebagai seorang Islamis dalam menata Istanbul saat menjadi walikotanya, membuat posisi Islam sebagai agama yang menaruh perhatian besar dalam persoalan kebersihan kota menjadi sesuatu yang terbaca sangat baik di mata masyarakat dunia, khususnya penduduk Eropa. Inilah sebenarnya keuntungan terbesar ketika seorang muslim mampu menaruh perhatian besar dalam urusan kebersihan.

Ada sebuah ungkapan yang menyebut, “Al Islam Mahjubon bl Muslimin”, yaitu bahwa “(keindahan) Islam tertutupi oleh perilaku muslim”. Ungkapan ini menegaskan bahwa banyak keindahan sistem Islam yang tidak bisa diperlihatkan kepada penduduk dunia oleh karena tertutupi perilaku muslimnya. Maka pengertian terbalik dari ungkapan ini, misalnya bisa kita pahami, bahwa “(keindahan) Islam akan bisa terlihat pada perilaku muslimnya”, dalam bahasa Arabnya yaitu “Al Islam Maksyufon bil Muslimin”. Salah satunya akan terlihat jika kita bisa menghadirkan kebersihan dalam rumah kita dan kota tempat kita tinggali.

Sebagai muslim, kita paham bahwa Islam betul-betul menaruh perhatian yang sangat besar dalam persoalan kebersihan, di samping persoalan lainnya seperti urusan air bersih. Islam menegaskan kepada kita bahwa “Kebersihan adalah sebagian dari iman”. Bayangkan, iman adalah sebuah bahasan besar, membedakan antara muslim dan non muslim - menentukan ke syurga atau ke neraka kah tempat kita kembali - namun ternyata sebagian dari persoalan Iman itu adalah berkait erat dengan kebersihan. Itu artinya, jangan bicara iman kalau tidak bersih. Jangan bicara kota Syari’at jika sampah masih berserakan dimana-mana.

“Kebersihan Kota Terlihat dari Perilaku Muslimnya”

Pada titik ini, kita patut bersyukur bahwa Pemko Banda Aceh telah berhasil kembali meraih penghargaan Adipura, yang diberikan pemerintah pusat atas keberhasilan pemerintahnya dalam menata kebersihan kota.

Itu artinya bahwa pemerintah Kota Banda Aceh dalam masalah kebersihan kota sudah bisa disebut berintegritas, yaitu adannya kesesuaian antara perkataan dan perbuatan – oleh karena sebagaimana kita bicarakan di atas, bahwa jangan bicara syari’at jika kota masih kotor oleh karena kebersihan sebagian dari iman. Maka sekarang kita akan mengatakan dan bahkan mendesak Pemko Banda Aceh, untuk “teruskan bekerja dan berbicara syari’at, khususnya dalam persoalan menata kebersihan kota”.

Bagi kita warga kota Banda Aceh, saya yakin bahwa kita sepakat untuk terus mendorong pemerintah agar membuat kota kita menjadi semakin bersih. Dorongan itu akan dibuktikan dengan peran dan tanggung jawab pribadi dan juga keluarga atau komunitas kita untuk menjaga lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan sehingga akan membuat parit-parit kita tersumbat yang bisa membuat air hujan tertahan di musim hujan.

Jadi, kalaborasi antara “kerja Pemko Banda Aceh di satu sisi dalam membuat kota semakin bersih” dan “melaksanakan tanggung jawab kita di sisi lainnya dalam menjaga lingkungan kita” insya Allah akan menjadi kekuatan besar dalam membangun peradaban, khususnya bidang kebersihan kota. Dengan begini, kelak kita akan mendengar ungkapan baru, seperti saya tulis di atas, ”(Keindahan) Islam akan terlihat pada perilaku muslimnya”, atau “Al Islam Maksyufon bil Muslimin”. Insya Allah.


Related

Tsaqafah 1649712177102037632

Posting Komentar Default Comments

emo-but-icon

Terbaru

Pesan Buku Klik Gambar

AMP code

Gerakan Santri Aceh

Karya Tulis

Karya Tulis
Buku

Buku Syariat Islam Membangun Peradaban

Buku Syariat Islam Membangun Peradaban
Buku

Facebook 2

Populer Setiap Saat

Popular Minggu Ini

My Facebook

Comments

item