Sinergi Dayah dan Kampus untuk Peradaban [Catatan di Facebook]

Lembaran khazanah keilmuan klasik. Foto: net Oleh Teuku Zulkhairi Banyak di antara kita yang secara konsisten mencibir dayah dan se...

Lembaran khazanah keilmuan klasik. Foto: net
Oleh Teuku Zulkhairi

Banyak di antara kita yang secara konsisten mencibir dayah dan segala kekurangannya, ini terjadi sejak dahulu, bukan hanya pasca parade Aswaja. Tindakan seperti ini khususnya dilakukan oleh teman-teman dari atau pernah di kampus yang mungkin belum bijaksana dalam menilai, atau teman-teman yang barangkali tidak pernah belajar di dayah.

Pandangan mereka selalu curiga ketika ada alumnus dayah yang masuk pemerintah, politik, dan seterusnya. Bagi mereka orang dayah ya harus di dayah terus, meski di mulut mereka mengucap org dayah jangan hanya berjuang di sarangnya. Meski mereka juga mengkritisi jika dayah tidak terjun ke tatanan kehidupan lainnya.

Di lain pihak, begitu juga, masih ada di antara kita yang mencibir apa saja yang datang dari kampus, tidak menghargai guru-guru di sana. Padahal begitu banyak orang tawadhu’ di sana. Saya tentulah selalu melihat sendiri. Tapi seiring waktu, dewasa ini saya melihat fenomena ini alhamdulillah sudah lumayan berkurang setelah banyaknya orang dayah yang belajar di kampus, atau orang kampus yang menziarahi dayah.

Jadi, kalau begini terus, saling curiga, saling mencibir, kapan ya hati kita bisa damai? Untuk apa ya kita membaca banyak buku dan kitab kalau belum bisa saling menghargai?

Seharusnya, kita saling melengkapi. Ada yang kurang dari dayah, bisa dilengkapi oleh pihak yg pernah belajar di kampus. Ada yang kurang dari kampus, bisa dilengkapi kalangan dayah atau yg pernah belajar di dayah.

Maaf ya saya tulis status ini hanya untuk renungan saja. Tidak ada maksud untuk menyerang siapapun.

Ketika berjumpa orang dayah saya selalu ceritakan kelebihan sistem kampus sembari memberi masukan untuk terjadinya beberapa perubahan di dayah sesuai dengan kaidah "Mempertahankan yang lama yang baik dan mengambil seuatu yang baru yang lebih baik lagi".

Dan ketika berjumpa atau menulis ttg pendidikan umum/kampus, saya selalu mencoba agar nilai-nilai baik di dayah bisa dibawa ke kampus/pendidikan umum, tentang keikhlasan di dayah, tentang kesederhanaan, tentang ukhuwah islamiyiah, tentang rasa ta'zim kepada guru, tentang ghirah Islam, tentang guru/tgk yang penuh teladan, tentang biaya pendidikan yang pro masyarakat miskin, dan sebagainya.

Bagi sebagian pihak mungkin ini sikap plin plan, cari aman. Begitulah mungkin yang mereka bisa sampaikan untuk saya. Tapi saya yakin, hanya butuh waktu bagi mereka untuk memahami apa yang saya pikirkan.

Saya sedih dan tidak akan pernah rela melihat siapapun yang menyerang dayah, apalagi jika mereka men-generalisirkan persoalan. Oleh sebab itu jangan heran jika saya pasti membela dayah, sebab saya tahu banyak kelebihan ada di dayah. Begitu juga saya tidak akan setuju pada orang-orang yang membabi-buta menyerang kampus. Banyak kelebihan di dayah. Banyak kelebihan di kampus. Kenapa kita harus mencintai keduanya? Karena ideologi Islam mengajarkan kita untuk menghormati dan mencintai setiap institusi Islam, apalagi institusi pendidikan.


Khazanah keilmuan dari kedua kutub pendidikan ini seharusnya kita "blender" untuk menghasilkan "jus peradaban". Tidak perlu ada vis a vis kalangan yg pernah atau sdg belajar di kampus dengan kalangan dayah atau yg pernah belajar di dayah. Wallahu a'lam

Related

Pendidikan 5805815711498474672

Posting Komentar Default Comments

emo-but-icon
:noprob:
:smile:
:shy:
:trope:
:sneered:
:happy:
:escort:
:rapt:
:love:
:heart:
:angry:
:hate:
:sad:
:sigh:
:disappointed:
:cry:
:fear:
:surprise:
:unbelieve:
:shit:
:like:
:dislike:
:clap:
:cuff:
:fist:
:ok:
:file:
:link:
:place:
:contact:

Terbaru

Pesan Buku Klik Gambar

AMP code

Gerakan Santri Aceh

Karya Tulis

Karya Tulis
Buku

Buku Syariat Islam Membangun Peradaban

Buku Syariat Islam Membangun Peradaban
Buku

Facebook 2

Populer Setiap Saat

Popular Minggu Ini

My Facebook

Comments

Anonymous:

salut, sangat membantu saya dlm khazanah wawasan ilmuan. analisa bagus. diharapkan bisa menjadi penyejuk di kala umat kehilangan panglima atau kebinggungan mengikuti panglima yg sebenarnya panglima.

radio 80 meter band:

bangsa tum adalah rusia kalau amerika bangsa yahudi

Sandria:

sewa mobil di balisewa mobil di bali

Anonymous:

ya, silahkan Anisa Diyah...

Anisa diyah:

subhanallah .. izin share ustadz :)

item